TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar tidak setuju dengan istilah kombinasi 16 kader partai profesional dan 18 profesional dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Menurut dia, orang yang dipercaya Jokowi-JK untuk menduduki posisi menteri sudah pasti masuk kalangan profesional. (Baca: Risma: Menteri Apa? Menteri Urusan Lokalisasi?)
"Kurang profesional apa? Saya pernah menjadi menteri," ujar Muhaimin dalam acara pembekalan anggota DPR PKB periode 2014-2019 di Hotel Santika, Jakarta Barat, Rabu, 17 September 2014. (Baca: Susun Kabinet, Jokowi Tiru Jurus SBY)
Pernyataan Muhaimin itu disambut tawa para hadirin. Muhaimin memprotes istilah itu. Sebab, dia menilai kader partai juga memiliki kompetensi yang sama dengan figur profesional. "Saya enggak setuju dengan istilah 16 partai, 18 profesional. Menurut saya, itu kabur," ujarnya. (Baca: Forum Rektor Gembira dengan Kabinet Jokowi)
Menurut Muhaimin, semua nama yang akan dipercaya menjabat menteri merupakan kalangan profesional. "Soal dari partai maupun independen atau nonpartai itu hanya soal latar belakang," tuturnya. (Baca: Jokowi Pilih Orang Dekat Jadi Sesneg dan Seskab)
Muhaimin menyebut sejumlah nama yang menurut dia layak dikategorikan sebagai profesional. "Kurang profesional apa Pak Marwan Jafar, tiga kali jadi anggota DPR?" katanya. Selain itu, Muhaimin juga mengisyaratkan telah mengusulkan sejumlah nama lain kepada Jokowi-JK untuk dimasukkan ke dalam kabinet. (Baca juga: Gaet Profesional, Visi-Misi Jokowi Bisa Terwujud)
Dia menyebutkan beberapa nama kader PKB lainnya, seperti Imam Nahrowi, Hanif Dakhiri, dan Abdul Kadir Karding. Menurut Muhaimin, nama-nama yang dia sebutkan itu menguasai bidang masing-masing. "Masak, mereka enggak disebut profesional?"
NURIMAN JAYABUANA
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Ahok dan Gerindra | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
Koin Logam 5.200 SM Ditemukan di Gunung Padang
Artidjo: Luthfi Hasan Ishaaq Lakukan Korupsi Politik
Di Twitter, Wanita ISIS Ini Pegang Kepala Buntung
Bimbim Slank Demen Bila Ahok Marah