TEMPO.CO, Denpasar - Masalah kesehatan di Indonesia semakin terlihat mengalami proses transisi. Ketika infeksi penyakit menular mengalami penurunan, penyakit tak menular (PTM), seperti hipertensi dan diabetes, justru mengalami peningkatan.
Sinyalemen itu dilontarkan Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti dalam sebuah seminar di Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana, Sabtu, 13 September 2014. “Perlu gerakan nasional untuk mensosialisasikan pencegahan tren ini. Karena sebenarnya bisa dicegah,” katanya. (Baca: Lima Alasan MERS-CoV Lebih Penting daripada Ebola)
Ia meminta mahasiswa kedokteran bisa dilibatkan dalam gerakan itu, misalnya seorang mahasiswa ditugaskan memantau sepuluh rumah tangga. “Mereka bisa mensosialisasikan gaya hidup sehat dan melakukan deteksi dini bila ada anggota keluarga yang terindikasi mengalami penyakit PTM,” ujarnya. PTM, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kanker, erat kaitannya dengan gaya hidup sehat, antara lain pola makan dan kebiasaan berolahraga.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan sebagian besar kasus hipertensi hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7 persen. Kematian karena penyakit jantung koroner sebesar 5,2 persen dari seluruh kematian pada kelompok usia 45-54 tahun. (Baca: Periksa Pasien Ebola, Dokter Tewas Kena Virus)
Dengan mengutip kasus di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Wamen menyebutkan, PTM menyedot 60 persen dana BPJS. “Dari dana 4,2 triliun, 60 persen digunakan untuk membiayai PTM,” ujarnya. Bila terus dibiarkan, dia khawatir akan lebih banyak lagi dana yang harus dikucurkan.
Untuk melakukan pencegahan PTM, Kementerian Kesehatan akan menggalakkan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Ini adalah layanan promotif dan preventif PTM yang menyasar kelompok masyarakat berusia di atas 15 tahun.
“Di situ akan ada layanan pemeriksaan kesehatan dasar, seperti cek tekanan darah, gula darah, juga promosi gaya hidup sehat,” kata Direktur Penanggulangan PTM Kemenkes Ekowati Rahajeng. Posbindu diharapkan akan dihidupkan oleh kelompok masyarakat di tempat kerja, kelompok pengajian, universitas, dan kelompok-kelompok lain. (Baca:Ini Cara Tangkal Penyebaran Ebola pada Jemaah Haji)
ROFIQI HASAN
TERPOPULER
Surya Paloh Temui Petinggi Partai Komunis Cina
Wanita Ini Teror Tetangga Demi Rumah Impian
5 Senyawa yang Baik untuk Kesehatan Mata
Kapolri Tahu Misteri Penyebab Hilangnya MH370