TEMPO.CO, Surakarta - Lembaga Bantuan Hukum Mega Bintang, Surakarta, Jawa Tengah, mengadukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Lembaga itu menuding Menteri Nuh mengeluarkan buku pelajaran yang berisi pelecehan terhadap keturunan Arab.
“Saya kuasa hukum warga Surakarta bernama Muhsin Al-Jufri yang merasa dilecehkan oleh isi buku pelajaran itu,” ujar pengacara LBH Mega Bintang, Arief Sahudi, Jumat, 12 September 2014.
Buku yang dipermasalahkan itu adalah buku pelajaran bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas IX. Buku yang masuk kategori Buku Sekolah Elektronik (BSE) tersebut diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional pada 2008. "Hingga saat ini, buku tersebut masih beredar di sekolah-sekolah," tuturnya.
Dia mempermasalahkan kutipan novel yang menjadi contoh bacaan dalam uji kompetensi yang berada di halaman 110. Bacaan itu menceritakan seseorang bernama Midun yang merasa tertipu oleh lintah darat Syekh Abdullah. "Dalam kutipan tersebut jelas tertulis bahwa Syekh Abdullah merupakan orang yang memiliki ras Arab," katanya.
Pada buku itu tertulis kutipan novel: “Terperanjat sungguh Midun mendengar perkataan Syekh Abdullah itu. Ia tahu uang yang dipinjamnya, cuma f250, tiba-tiba sekarang jadi f500. Maka, ia pun berkata dengan cemasnya, katanya, 'Berapa Tuan? f500? Mengapa jadi f500, padahal saya terima uang dari Tuan cuma f250?' 'Ya, f500!' ujar Syekh Abdullah pula. 'Midun mesti bayar f500 sekarang, sebab sekian ditulis dalam surat utang.' Muka Midun jadi merah menahan marah, karena ia maklum, bahwa ia sudah tertipu. Amat sakit hatinya kepada orang Arab itu. Ia tidak dapat lagi menahan hati, karena sangat panas hatinya. Ketakutannya hilang, kehormatannya kepada orang Arab lenyap sama sekali.”
Dia menyesalkan tulisan seperti itu diberikan di dunia pendidikan. Dia khawatir tulisan itu akan menciptakan stigma buruk terhadap warga ras Arab yang tertanam dalam pikiran siswa.
Pihaknya hanya mempersoalkan penggalan cerita yang dipilih untuk menjadi bahan bacaan dalam buku pelajaran itu. "Kalau untuk bacaan siswa, seharusnya dipilih penggalan cerita yang bersifat mendidik," ujarnya.
Dalam somasi yang dikirim, dia meminta Menteri Nuh segera menarik dan merevisi buku tersebut. Selain itu, dia juga meminta agar Menteri Nuh meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat.
AHMAD RAFIQ
Berita Terpopuler:
Golkar Cium Kejanggalan di Balik Mundurnya Ahok
Kepala Daerah Pendukung Prabowo Membelot
5 Juta Username dan Password Gmail Bocor
Ini Nama Politikus Pro Prabowo Peserta Seleksi BPK