TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Biak Numfor, Papua, Yunus Saflembolo, mengatakan Yeyasa Sombuk--Bupati Kabupaten Biak yang kini didakwa korupsi--menerima Sin$ 100 ribu atau Rp 950 juta dari Direktur PT Papua Indah Perkasa Teddi Renyut. Duit diberikan untuk memuluskan proyek tanggul laut senilai Rp 20 miliar. “Uang (dari Teddi) diberikan dua kali,” kata Yunus, yang bersaksi untuk terdakwa Yeyasa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, 8 September 2014. (Baca: Teddi Didakwa Suap Bupati Biak Numfor Sin$ 100 Ribu)
Proyek tersebut dibiayai anggaran perubahan 2014 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Suap itu terungkap setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Yesaya, Yunus dan Teddi di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, pada 16 Juni lalu. Teddi kini juga diadili. Yunus--kini tersangka--juga mendapat Rp 65 juta dari Teddi. (Baca: Tiba di KPK, Menteri Helmy Buru-buru Masuk Gedung)
Teddi rupanya bukan hanya menebar duit ke pejabat di Papua. Berdasarkan dokumen yang didapat Tempo, ia juga diduga menebar duit ijon proyek anggaran perubahan 2014 untuk Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini dan anggota stafnya. Teddi membayari tiket penerbangan dari Jakarta-Dubai-Madinah pada 24 Mei 2014 untuk Ahmad Helmy Faishal Zaini dan istrinya, Santi Nisa Ikhsan, Nuzulia Hamzah Nasution, serta Monicatriastuti Wasidi. (Baca: KPK Periksa Staf Khusus Menteri Helmy)
Untuk membeli tiket tersebut, istri Teddi, Sprity Mariani, membayari Rp 90 juta dan Teddi menyetor Rp 200 juta. “Total pembayaran (tiket) Rp 290 juta,” demikian tertulis dalam dokumen. Tiket tersebut dibeli dari PT Travindo Multi Express. Di invoice tertulis empat nama tersebut.
Anggota staf khusus Menteri Helmy, Sabilillah Ardi, meminta tiket tersebut untuk mendukung perjalanan dinas menteri dan rombongannya, yakni sekitar 14-15 orang, ke luar negeri pada 24 Mei-3 Juni lalu. Selain istri, ajudan, dan dua pejabat struktural, perjalanan politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu diikuti rekan-rekannya dari partai.
Saat dimintai konfirmasi, Helmy membantah telah mendapat uang tiket ke Madinah untuk umrah itu dari Teddi. "Kami kan perjalanan dinas, dibiayai (oleh) negara," kata dia di kantornya kepada Tempo, Rabu lalu. Dia mengklaim tak tahu bahwa stafnya, Ardi, banyak menerima duit dari Teddi. “Saya enggak tahu urusan itu.”
LINDA TRIANITA | MUHAMAD RIZKI | ANDI RUSLI | NURHASIM
Berita Terpopuler
PDIP-Jokowi Tak Berkutik di Depan Koalisi Prabowo
UU Pilkada Sah, Koalisi Prabowo Borong 31 Gubernur
Identitas Jack the Ripper Akhirnya Terungkap