3. Ijazah Palsu Anaknya
Setelah dituding hendak membangun dinasti politik, nama Annas tgercoreng oleh kelakuan Wakil Bupati Rokan Hilir Erianda, yang juga anak kandungnya. Erianda dituding menggunakan ijazah palsu untuk kelengkapan administasi menjadi Wakil Bupati Rokan Hilir. Seorang warga Rokan Hilir, Faisal Reza, melaporkan kasus tersebut ke Kepolisian Daerah Riau, Selasa, 17 Juli 2014. (Simak: Kasus Ijazah Palsu Anak Gubernur Riau Mandek)
Erianda dilantik sebagai Wakil Bupati Rokan Hilir oleh Annas pada Sabtu, 12 Juli 2014. Pelantikan tersebut menyusul kekosongan kursi Wakil Bupati Rokan Hilir yang ditinggal Suyatno, yang kini menjadi Bupati Rokan Hilir. Nama Erianda diusulkan oleh Partai Golkar sebagai partai pemenang untuk menjadi Wakil Bupati Rokan Hilir melalui sidang paripurna DPRD Rokan Hilir.
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir Syamsul Kidul membantah terjadi pemalsuan ijazah. Menurut dia, sebelum dilantik menjadi wakil bupati, segala berkas persyaratan milik Erianda sudah diverifikasi oleh tata pemerintahan Rokan Hilir dan Kementerian Dalam Negeri. "Kalau ijazahnya bermasalah, tidak mungkin bisa dilantik," ujarnya. Juru bicara Polda Riau, Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo, mengatakan penyidik masih bekerja mengumpulkan bukti tambahan untuk mengungkap kasus itu. (Baca: Mantan Istri Sebut Wabup Rohil Tak Pernah Wisuda)
4. Surat Peringatan Syarwan Hamid
Mantan Menteri Dalam Negeri Syarwan Hamid mengirimkan surat teguran kepad Annas. Sebagai salu tokoh di Riau, ia gerah dengan kelakuan Annas selama menjadi gubernur. Ia menyebut Annas memimpin Riau dengan gaya kepemimpinan brutal. Sebagai salah satu pendukung Annas kala menjadi gubernur, Syarwan memohon maaf kepada masyarakat Riau. Pensiunan letnan jenderal tersebut mengaku menyesal mendukung Annas.
"Mendesak Menteri Dalam Negeri menurunkan tim evaluasi yang meneliti kebenaran pendapat yang berkembang di masyarakat terhadap buruknya kepemimpinan Annas Maamun. Selanjutnya menilai apakah yang bersangkutan masih layak mengemban amanah untuk memimpin Provinsi Riau," demikian isi teguran Syarwan Hamid saat mengumpulkan sejumlah tokoh Riau di Hotel Aryaduta Riau, Pekanbaru, Sabtu, 2 Agustus 2014.
Wakil Ketua DPRD Noviwaldy Jusman mengatakan teguran terhadap Annas sebagai bentuk kepedulian Syarwan terhadap perkembangan Riau. “Setiap orang punya hak menilai kepemimpinan seorang gubernur, selagi sesuai dengan koridornya,” kata Noviwaldy, Selasa, 5 Agustus 2014.
Gubernur Annas enggan menanggapi pernyataan Syarwan Hamid yang ingin mengingatkan dirinya terkait kebijakan dan perilakunya selama menjabat sebagai gubernur. "Saya malas menanggapi masalah seperti itu. Saya mau bekerja," ujar Annas di Pekanbaru, Rabu, 7 Agustus 2014.
Selanjutnya: Insiden mahasiswa dan Al-Quran