TEMPO.CO, Surabaya - Front Pembela Islam (FPI) Daerah Jawa Timur melaporkan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ke Kepolisian Daerah Jawa Timur. Laporan itu berkaitan dengan bunyi spanduk "Tuhan Membusuk" yang dibentangkan saat kegiatan orientasi mahasiswa di kampus tersebut. Menurut FPI, isi spanduk itu telah mencoreng agama dan Pancasila.
"Kasus ini telah menistakan agama, lebih parah dari ISIS (Islamic State of Iraq and al-Sham)," kata Sekretaris Jenderal FPI Jawa Timur Khoiruddin seusai melapor ke Polda Jawa Timur, Selasa, 2 September 2014.
Spanduk berbunyi lengkap "Tuhan Membusuk, Rekonstruksi Fundamentalisme Menuju Islam Kosmopolitan" tersebut merupakan salah satu tema yang diangkat oleh mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel dalam Orientasi Cinta Almamater (Oscaar).
Sebenarnya, spanduk itu telah dipasang di Fakultas Ushuluddin sejak 28-30 Agustus 2014. Menurut Khoiruddin, setelah tema dalam spanduk itu menyebar di media sosial, pihaknya langsung mengecek sendiri ke UIN. Khoirudin merasa tak perlu berbicara dengan pihak kampus sebelum melapor ke polisi. "Kami tidak perlu mendiskusikan lagi, karena itu sudah jelas penistaan agama," kata dia.
Menurut Khoiruddin, para pejabat UIN mulai dari rektor, dekan, dewan mahasiswa, senat mahasiswa, dan panitia orientasi harus bertanggung jawab dengan pemasangan spanduk tersebut. "Polisi kami minta untuk menyelidiki kasus ini," ujarnya.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Dr Muhid M Ag mengatakan secara institusi dia minta maaf kepada semua pihak yang merespons secara sepihak masalah tersebut. Meski demikian dia meminta kepada masyarakat untuk memahami secara luas bunyi spanduk itu. "Harus dimaknai secara kontekstual dan menyeluruh, supaya tidak salah paham," kata Muhid.
Menurutnya, maksud dari "Tuhan Membusuk" secara kontekstual ialah bahwa akhir-akhir ini perilaku manusia sering sombong, tidak adil, dan tidak jujur. Padahal, kata dia, sifat sombong itu hanya dimiliki oleh Tuhan. "Ketika manusia sudah bersifat seperti Tuhan, maka manusia itu sangat tidak pantas. Kemudian kami ambil tema besarnya dengan kata 'busuk'," kata dia.
Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Rahmat, menuturkan bahwa filosofi dalam tema orientasi mahasiswa itu bersifat universal. Sebab yang dimaksud "Tuhan" dalam tema ialah manusia-manusia yang seolah telah menuhankan dirinya sendiri.
"Manusia yang meniru sifat-sifat Tuhan," kata Rahmat. Manusia seperti itu, kata dia, layak membusuk dan harus dimusnahkan.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Terpopuler
3 Skandal Asusila Gubernur Riau yang Bikin Heboh
Isi Pertemuan Jokowi dengan Hatta Rajasa
Mengapa SBY Mustahil Jadi Sekjen PBB
Apa Tanggapan Sultan Yogya Soal Florence?
Foto Bugil Jennifer Lawrence Asli
Soal Bocoran Kabinet, Ini Kata Jokowi
Kibarkan Bendera Putih, Tentara Ukraina Dibantai