TEMPO.CO, Kediri - Sejak Kamis pagi ini distribusi bahan bakar minyak khususnya Premium di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di wilayah Kediri, Jawa Timur, mulai normal. Namun SPBU yang sudah mendapat pasokan bahan bakar itu malah diserbu pedagang eceran.
Sejumlah SPBU yang sejak kemarin siang tutup mulai beroperasi kembali. Seluruh ruas antrean langsung dipenuhi kendaraan roda dua yang membonceng jeriken besar. Mereka adalah para pedagang bensin eceran yang sudah menunggu jam buka layanan SPBU sejak dinihari.
Situasi ini terjadi di SPBU Tamanan, Kecamatan Mojoroto, dan SPBU Joyoboyo di Kecamatan Kota Kediri. Begitu dibuka sejak pukul 05.30 WIB, antrean pembeli langsung mengular hingga ke jalan besar. Ironisnya, para pengantre tersebut bukanlah masyarakat pemilik kendaraan, melainkan pedagang eceran. (Baca: Sidang Pengadilan Ditunda Gara-gara Solar Hilang)
Mereka tampak membonceng jeriken besar di jok belakang untuk mendapatkan jatah Premium yang mulai langka sejak beberapa haria terakhir. "Lumayan dapat keuntungan dadakan," kata Toyan, pedagang eceran yang mangkal di Jalan Dr Saharjo, Kediri, Kamis, 28 Agustus 2014.
Para pemilik kendaraan pribadi justru nyaris tak tampak dalam antrean panjang di SPBU Tamanan. Mereka lebih memilih membeli eceran yang harganya bervariasi. Alasannya, mereka tak mau terlambat ke tempat kerja karena harus antre di SPBU. Karena itu, harga bensin eceran sebesar Rp 8.000 per botol atau Rp 7.000 untuk tiga perempat botol pun disikat.
Antrean yang sama juga tampak di SPBU Joyoboyo. SPBU yang sejak kemarin sore sudah tidak melayani penjualan Premium dan solar ini mulai diserbu masyarakat. Selain kendaraan roda dua, antrean mobil pribadi berbahan bakar Premium turut mengular hingga keluar SPBU.
Sayangnya SPBU yang berada di jantung Kota Kediri ini tak menyediakan solar. Petugas SPBU setempat mengaku tidak mendapat kiriman solar sejak kemarin. Jatah solar yang dimiliki ludes dalam antrean panjang truk yang terjadi kemarin pagi. "Belum ada lagi kiriman solar," kata Andik, salah satu petugas SPBU.
Kekosongan solar ini juga terjadi di SPBU Tamanan yang masih memasang tulisan 'solar kosong' di depan pintu masuk. Pengelola SPBU tersebut tidak mengetahui kapan pengiriman solar ini akan dilakukan oleh Pertamina. Sejumlah pemilik kendaraan mengeluhkan lambannya pengiriman bensin dan solar hingga hari ini.
Selain menimbulkan antrean panjang, tak sedikit pemilik sepeda motor yang terpaksa membeli Pertamax. Harga jual Pertamax sebesar Rp 11.500 per liter tentu saja sangat memberatkan pemilik sepeda motor yang berkantong cekak. "Tapi kalau tak beli Pertamax motor nggak jalan," ujar Supriadi, pemilik motor. (Baca juga: Jokowi Diuntungkan Jika SBY Naikkan BBM)
HARI TRI WASONO
Baca juga: