TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengaku menangis saat mendengar pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat, 15 Agustus 2014. "Pidato kemarin adalah pidato terbaik yang pernah saya dengar sejak saya ikut dari tahun 2007-2008," ujar Nuh di gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Ahad, 17 Agustus 2014. (Baca: Marzuki Alie Pingsan di Sidang Pidato SBY)
Menurut Menteri Nuh, pidato kenegaraan yang dibacakan di Kompleks Parlemen, Senayan, tersebut berisi realita negara yang terlepas dari konten politik. Dalam pidato akhir masa jabatannya tersebut, Presiden SBY menyatakan permohonan maaf kepada seluruh rakyat atas kesalahan selama masa kepemimpinannya. Ketulusan permintaan maaf ini ternyata sangat menyentuh Nuh. (Baca: SBY Pamer Kesuksesan Genjot Anggaran)
"Tapi tidak hanya saya, banyak pejabat lain yang matanya juga berkaca-kaca," ujar Nuh. Ia kemudian mengungkapkan suatu istilah dalam bahasa Jawa yaitu mbrebes mili yang berarti secara tidak sadar meneteskan air mata. (Baca: SBY: PNPM Mandiri dan KUR Angkat Ekonomi Rakyat)
Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember itupun menambahkan, bahwa pidato ini pun disambut baik oleh sejumlah media. Pidato kemarin sempat menjadi headline media yang selama ini kerap melontarkan kritik. "Ini hal yang positif," tutur Nuh. (Baca: SBY Klaim Cetak Prestasi Ekonomi Tertinggi)
URSULA FLORENE SONIA
Terpopuler:
Kubu Prabowo: Masih Cukup Waktu untuk Pemilu Lagi
Tim Transisi: Gerak Jokowi Terkunci RAPBN 2015
Kepala Polsek di Bima Tewas Ditembak
Kementerian Dilebur, Ini Komentar Para Menteri
Abu Bakar Ba'asyir Tak Dapat Remisi Kemerdekaan
Mobil Baru Obral Diskon, Mobil Bekas Susah Laku