TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan proses pencetakan dan pengiriman buku pelajaran kurikulum 2013 masih berlanjut. "Agustus ini akan selesai," ujarnya kepada Tempo pada Rabu, 13 Agustus 2014, di Grand Sahid Jaya Hotel, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. (Baca: Guru: Kurikulum 2013 Kacau)
Menurut data yang ia terima, proses pencetakan buku saat ini sudah mencapai 82 persen, dan proses pengiriman ke sekolah-sekolah sudah sekitar 70-71 persen. Ia optimistis pada akhir Agustus ini, sekolah-sekolah di seluruh daerah sudah menerima versi cetak dari buku-buku tersebut. (Baca: Cara Sekolah Siasati Buku Pelajaran Kurikulum 2013)
Meski sudah memasuki tahun ajaran baru yang berbasis kurikulum 2013, sejumlah sekolah di berbagai daerah di Indonesia masih belum menerima buku pelajaran cetak yang baru. Berbagai alasan keterlambatan sempat dikemukakan seperti percetakan kurang dana, atau kurir yang mengantar terlambat.
Menurut Nuh, ketiadaan buku cetak ini tidak seharusnya menjadi hambatan kegiatan belajar-mengajar. (Baca: Kurikulum 2013, Murid Belum Terima Buku Pelajaran)
"Kan sudah ada versi digital yang bisa diunduh gratis di situs bse.kemdikbud.go.id," ujar Nuh. Setelah diunduh, versi digital ini dapat dicetak oleh sekolah kemudian difotokopi sebagai pegangan sementara murid-murid. (Baca: Tak Ada Buku Pelajaran, Guru NTT Mengajar Pakai CD)
Ia pun menegaskan akan menindak tegas sekolah yang ketahuan menarik iuran fotokopi buku cetak ini kepada murid-muridnya. Seharusnya, biaya fotokopi buku pelajaran kurikulum 2013 ini menggunakan Biaya Operasional Sekolah (BOS). Namun, masih terdengar beberapa sekolah yang menarik iuran fotokopi dari murid-muridnya.
"Kalau ada kejadian seperti itu, langsung laporkan saja. Nanti akan kita tindak sekolahnya," tutur Nuh. Ia mengatakan akan memeriksa laporan penggunaan dana BOS sekolah yang dilaporkan dan akan memberikan sanksi.
URSULA FLORENE SONIA
Berita Terpopuler
Mau Ganti Dirut PLN, Dahlan Iskan Ditentang Wapres
Berumur 30 Tahun, Penumpang Pesawat Dapat Hadiah
Menkeu: Subsidi BBM Turun, Defisit APBN 2015 Terpangkas
Dahlan Iskan Bantah Akan Copot Nur Pamudji
Philip Morris Akan Gugat Inggris