Hendri juga membandingkan ISIS dengan organisasi yang berkaitan dengan terorisme lainnya, seperti Al-Qaeda. Ia melihat ISIS berfokus menentang Israel, sedangkan Al-Qaeda menentang Barat dan Yahudi, tidak spesifik terhadap Israel.
Jika menengok ke belakang, banyak kasus terorisme terjadi di Kota Surakarta. (Baca: Dinamit Hilang, Waspadai Bom Ransel) Antara lain, terungkapnya jaringan Sigit Qurdowi. Sigit sendiri tewas ditembak Detasemen Khusus 88 pada 14 Mei 2011. Sigit merupakan orang yang melatih M. Syarif merakit bom untuk meledakkan kompleks Kepolisian Resor Kota Cirebon pada 15 April 2011. Selain itu, Sigit adalah salah satu pemimpin jaringan Tawhed Wal Jihad.
Tawhed Wal Jihad dibentuk oleh Oman Abdurrahman. Sejak dipenjara, Oman memberikan ceramah dari balik terali kepada pendengar di luar penjara. Topiknya adalah pentingnya tadrib askari atau pelatihan militer bagi kaum muslim. Dalam dakwahnya, ia menggunakan telepon seluler untuk menyampaikan materi.
Abdullah Sonata adalah salah satu pendengar ceramah jarak jauh Oman. Sonata, yang dipenjara di Cipinang, mendengarkan ceramah Oman melalui ponsel. Ketika bebas pada 4 Juli 2008, Oman mengunjungi Sonata. (Baca: Cara Teroris Himpun Dana untuk Bom)
Tokoh lain yang ikut di Tawhed Wal Jihad adalah Pepi Fernando. Pepi merupakan sarjana Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2001.
Ia merancang rencana bom Serpong yang keburu ketahuan. Sebelumnya, pada 2003, ia masuk NII pimpinan Kang Jaja.
Bachrumsyah, yang terlihat di video YouTube mengajak warga Indonesia bergabung menjadi pengikut ISIS, pun merupakan pengikut Oman. (Baca: Siapa Bachrumsyah, Pria dalam Video Pendukung ISIS)
ISTIQOMATUL | EVAN| PDAT
Berita Terpopuler:
Massa Prabowo Bentrok dengan Polisi di KPU Jatim
Hakim Wahiduddin Koreksi Gugatan Prabowo-Hatta
Ahok Curiga, Belum Ada Pejabat DKI yang Dipecat
Migrant Care Laporkan Enam Anggota DPR Pemilik PJTKI