Adapun dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, telah menyatakan ISIS hanya akan meningkatkan kekerasan. NU menegaskan bahwa yang diperlukan umat Islam adalah islah, bukan khilafah. "Pegangan NU dalam menanggapi perang antarmuslim adalah mengupayakan islah, sesuai dengan perintah Allah SWT dalam QS Al-Hujurat; aslihuu baynahuma (berdamailah antara kamu semua)," ujar KH Malik Madani, Khatib Aam PBNU.
Menurut dia, NU tidak mencita-citakan sebuah khilafah dan menganggap ide itu sebagai sebuah utopia, setelah umat Islam tersebar di berbagai penjuru dunia di bawah naungan negara-negara bangsa. (Baca juga: Pendukung Pemimpin Milisi ISIS Dibaiat di Malang)
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan keberadaan orang-orang Indonesia di Suriah atau Irak yang bergabung dengan ISIS tanpa sepengetahuan Kementerian Luar Negeri.
"Kita berusaha melindungi dan mengamankan WNI. Dan, ketika kita melihat warga kita yang menempatkan dirinya dalam posisi berbahaya, saya kira tidak dianjurkan," tutur Marty dalam acara buka puasa di Gedung Pancasila, Jakarta, pertengahan Juli 2014.
Beberapa negara di dunia, seperti Inggris dan Australia, telah menerapkan sanksi tegas terhadap warga negara mereka yang ikut berperang di Suriah dan Irak. Inggris bahkan menyatakan akan mencabut kewarganegaraan mereka. Sedangkan Australia mengeluarkan perintah penangkapan bagi warganya yang terlihat dalam video pembantaian ISIS. (Baca: Militan ISIS Ledakkan Makam Nabi Yunus)
ABC | AHLUL BAIT INDONESIA | NATALIA SANTI
Berita Lainnya:
ISIS Hancurkan Pusat Peradaban Irak
Militan ISIS Paksa Perempuan Irak untuk Sunat
ISIS Usir Orang Kristen dengan Cara Ini
Pendukung Pemimpin Milisi ISIS Dibaiat di Malang