TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan lembaganya segera mengadakan pertemuan dengan Majelis Ulama Indonesia dan organisasi masyarakat lainnya untuk membahas definisi dan penentuan hilal. "Pembahasan ini dilakukan supaya pada masa datang kami bisa lebih baik dalam menentukan hilal," ujar Lukman di kantornya, Ahad, 27 Juli 2014. (Baca: Pemerintah Tetapkan Besok 1 Syawal)
Menurut Lukman, pembahasan ini untuk mengupayakan adanya persamaan antara semua organisasi masyarakat di Indonesia. Tapi, dia tak akan memaksakan jika nantinya terjadi perbedaan. "Perlu dipahami, dalam menjalankan agama didasarkan pada keyakinan. Kalau masih ada perbedaan, negara memberikan toleransi," ujar Lukman.
Perbedaan selama ini, kata Lukman, didasarkan adanya beberapa pandangan penentuan dalam posisi seperti apakah hilal dikatakan terlihat. Satu pandangan mengatakan posisi hilal harus di atas 2 derajat dan dipastikan keberadaanya dengan penglihatan langsung. Pandangan lainnya, seperti yang digunakan Muhammadiyah adalah jika posisi hilal sudah di atas 0 derajat. "Yang jadi masalah ketika posisi hilal di atas 0 derajat tapi di bawah 2 derajat, akan timbul perbedaan," ujar Lukman.
Ketua Majelis Ulama Indonesia yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengapresiasi langkan Menteri Lukman memfasilitasi pembahasan mengenai definisi hilal. Menurut dia, memang sudah saatnya ada kesepakatan bersama terkait dengan definisi hilal. "Saya termasuk yang optimistis atas niat baik beliau," katanya.
Indonesia menganut cara yang berbeda dengan negara lain dalam melihat hilal, yakni penggabungan antara rukyat dan hisab. Rukyah membuat Indonesia menetapkan 1 Syawal tak hanya berdasarkan wujud hilal, tapi juga memakai kriteria minimum hilal sudah berada pada posisi minimal 2 derajat.
Sidang isbat penetapan 1 Syawal 1435 Hijriah dilaksanakan petang ini pada pukul 18.30 WIB di kantor Kementerian Agama. Hasilnya, pemerintah menetapkan 1 Syawal 1435 H jatuh pada Senin, 28 Juli 2014. Sidang ini dihadiri oleh perwakilan organisasi masyarakat, duta besar negara sahabat, dan lembaga terkait.
TIKA PRIMANDARI
Berita Lainnya:
Libur Lebaran, Ragunan Buka Lebih Awal
Ahok Ternyata Hobi Memandang Laut
Lebaran, PLN Padamkan 16 Pembangkit Listrik
Tujuh Tip Sehat Saat Lebaran