TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lajnah Falakiyah PBNU DKI Jakarta, Rusli Arsyad, mengatakan hilal diprediksikan akan terlihat pada ketinggian 3 derajat 29 menit pada lokasi rukyat di Jakarta pada 17.54 WIB. Tapi hilal bisa tidak terlihat jika cuaca mendung, berawan tebal, dan hujan. "Kami belum dapat melihat adanya hilal. Hal ini disebabkan karena cuaca saat ini mendung dan berawan. Tapi kami masih memantau hingga pada pukul 18.10 WIB,"kata Rusli.
"Tapi di Gresik, Surabaya Tim NU sudah melihat hilal pada ketinggian 3 derajat, pada 17.44 WIB. Ini berarti 1 Syawal jatuh pada hari Senin, 28 Juli 2014," kata Rusli.
Baca Juga:
Pernyataan ini disampaikan Rusli saat melakukan pengecekan hilal bersama tim di atap Apartemen Season City lantai 32.
Di Indonesia, Tim NU yang bertugas untuk melihat hilal tersebar pada 99 titik. Sedangkan di Jakarta selain dilihat dari Apartemen Season City ini. Juga dilihat dari Pesantren Al Hidayah Basmall, Kembangan, Jakarta Barat.
Inkanru'yat merupakan batas minimal agar hilal terlihat. Menurut musyawarah Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Indonesia, hilal dikatakan terlihat jika berada pada ketinggian di atas 2 derajat.
Jika hilal sudah terlihat pada ketinggian tersebut, berarti Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 Hijriah jatuh pada hari Senin, 28 Juli 2014. Jika hilal tersebut tidak terlihat, maka hari raya Idul Fitri kemungkinan jatuh pada hari selanjutnya, Selasa, 29 Juli 2014.
Pengecekan hilal dilakukan dengan menggunakan teropong. Tapi sebelumnya teropong diarahkan untuk melihat ke matahari. Jika sudah terlihat matahari berbentuk bulat telur dan berwarna merah oranye. Maka alat akan mudah untuk mendeteksi adanya hilal.
Maka hilal kemungkinan besar akan terlihat sampai matahari tenggelam. Hilal berbentuk bulan sabit.
MONIKA PUSPASARI
Baca juga:
Pengemudi Terjebak Macet, Kapolri Minta Maaf
MU Menang Tipis, Van Gaal Keluhkan Iklim
Kompolnas Minta Polisi Pemeras TKI Dipidanakan
Jumlah Penerbangan di Soekarno-Hatta Menurun