TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Yogyakarta membentuk petugas gabungan khusus guna mengawasi peredaran produk-produk konsumsi selama masa Ramadan. Petugas gabungan itu meliputi Dinas Ketertiban, kepolisian, Dinas Kesehatan, hingga Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Kepala Disperindakop Kota Yogyakarta Suyana menjelaskan tim ini akan beroperasi di berbagai pusat lokasi penyebaran produk secara intensif. "Tidak sekedar pusat oleh-oleh, area pasar tradisional atau perbelanjaan modern, tapi ruang lingkup operasi lebih luas seperti terminal hingga stasiun," kata Suyana, Rabu, 2 Juli 2014.
Suyana mengatakan sebenarnya dari tahun ke tahun, titik-titik lokasi penjualan makanan dan minuman yang terdeteksi tidak mencantumkan batas kedaluwarsa cenderung tidak mengalami pergeseran. "Kalau sudah ditemukan kasus di lokasi tertentu, biasanya hal itu akan terulang lagi di area itu dan bisa diprediksikan," kata dia.
Namun, sejauh ini sanksi yang diberikan pemerintah memang masih bersifat ringan. Seperti meminta penjual memusnahkan dagangannya yang kedaluwarsa dengan disaksikan petugas. Seperti yang terjadi tahun lalu, saat operasi menyasar di kawasan Terminal Giwangan.
Modus lain penjualan makanan dan minuman kedaluwarsa ini adalah munculnya sejumlah produk makanan seperti oleh-oleh yang sengaja tak mencantumkan tanggal batas kedaluwarsa. "Sehingga dalam operasi ini kami tak mau fokus di satu titik tertentu saja yang sudah biasa menerapkan kebijakan pencantuman produk kadaluwarsa, tapi juga pusat dagang yang lebih informal," kata dia.
Tapi, kata Suyana, potensi penjualan produk kedaluwarsa tidak tergantung lokasi tertentu apakah berada di kawasan pinggiran yang jauh dari pengawasan atau di pusat kota. "Kami akan cek secara acak," kata dia.
Kepala Rumah Sakit Jogja Tutik Setyawati menuturkan gencarnya razia produk makanan dan minuman selama masa Ramadan ini relevan guna menekan timbulnya kasus keracunan. Terlebih Yogya menjadi satu sasaran utama wisatawan dan pemudik yang ikut menaikkan tingginya peredaran produk yang perlu pengawasan lebih ketat. "Termasuk parcel yang sudah terlanjur dikemas lebih menarik itu, perlu pengawasan lebih ketat," kata dia.
PRIBADI WICAKSONO