TEMPO.CO , Yogyakarta - Kepolisian Resor Gunungkidul melipatgandakan personelnya guna memperketat pengawasan jalur distribusi ternak masa ramadhan.
"Peredaran bangkai ternak, khususnya sapi, sudah mulai muncul dari Gunung Kidul dengan tujuan daerah lain," kata Kepala Kepolisian Resor Gunungkidul Ajun Komisaris Besar Polisi Faried Zulkarnaen kepada Tempo, Ahad, 29 Juni 2014. (Baca: Wabah Penyakit dari Bangkai Ternak Ancam Warga)
Sabtu, 28 Juni 2014, Polres Gunungkidul berhasil menggagalkan penyelundupan bangkai sapi yang belum sempat dipotong. Bangkai sapi dewasa jenis metal khas Gunungkidul itu diangkut dengan sebuah mobil pikap oleh seorang warga Nglipar.
Saat diperiksa petugas, kurir yang juga merangkap sebagai peternak itu mengaku hendak menjual bangkai tersebut ke wilayah Kota Yogya.
"Dia lewat jalur utama Wonosari-Yogya, dan kami tangkap di kawasan Patuk," kata Faried. Polisi sudah mendapat informasi bahwa akan ada pengiriman bangkai sapi itu dari warga Desa Nglipar, sumber sapi itu berasal.
Faried berdalih pihaknya tak bisa menahan penjual bangkai sapi itu karena dia belum sempat melakukan transaksi jual-beli. Pelaku hanya dikenai pasal tindak pidana ringan.
Menindaklanjuti makin rawannya peredaran bangkai ternak seiring dengan datangnya Ramadan, Polres Gunung Kidul berupaya mencegat arus lalu lintas ternak di perbatasan, khususnya yang menuju wilayah Kota Yogya, Sukoharjo, Wonogiri, serta Klaten.
"Akses yang kami antisipasi ada lima jalur di perbatasan, yakni Purwosari, Panggang, Patuk, Semin, dan Ngawen," katanya.
Sugiyarto, Ketua Kelompok Ternak Sapi Andini Mulyo Gunungkidul, mengatakan dalam Ramadan kali ini permintaan sapi terus meningkat. Itu sebabnya peternak berupaya mencari untung sebanyak-banyaknya, meskipun dengan cara melawan hukum.
Dari pantauan yang pernah dilakukan kelompok ternak itu, harga sapi hidup dan bangkai memang terpaut sangat jauh. Harga sapi metal hidup dewasa bisa mencapai Rp 10-14 juta per ekor, sedangkan sapi bangkai yang belum dipotong hanya dihargai Rp 5 juta.
"Dampaknya, penjualan bangkai itu sangat merugikan peternak, selain mencemarkan nama baik peternak yang jujur," kata Sugiyarto.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Lain
Memerkosa Enam Remaja, Tante May Divonis 12 Tahun
Anggota TNI Akui Bakar Juru Parkir Monas
Transformers Age of Extinction: Megah dan Dangkal