TEMPO.CO, Yogyakarta - Seratusan pedagang asongan di Terminal Tirtonadi Solo menggeruduk Balai Kota Surakarta kemarin. Mereka memprotes larangan berjualan di terminal.
Ketua paguyuban pedagang, Suharsono, mengatakan larangan itu diberlakukan mulai satu bulan terakhir. "Kami tidak boleh mencari nafkah di terminal," kata dia di sela-sela aksi. Padahal para pedagang mengaku sudah bekerja asongan di tempat itu selama puluhan tahun.
Para pedagang menyesalkan pemberlakukan aturan itu tanpa solusi. "Kami bersedia diatur, tapi harus ada solusi yang jelas untuk kehidupan kami," katanya. Mereka juga tidak dilibatkan dalam penyusunan peraturan pelarangan itu.
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2013 mengatur tentang Perhubungan. Menurut Suharsono, peraturan tersebut merupakan pembatalan sepihak atas kesepakatan yang telah dibuat paguyuban bersama pengelola terminal. "Beberapa tahun lalu ada kesepakatan, menjaga ketertiban dan keamanan di areal terminal," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Surakarta, Yosca Herman Soedrajad, mengatakan pihaknya akan segera membahas tuntutan para pedagang. "Kami akan membahasnya bersama wali kota dan wakil wali kota," katanya. (Baca: 500 Pedagang Asongan di Purwokerto Protes PT KAI)
Meski demikian, dia membantah dinasnya melarang pedagang asongan beroperasi di terminal. Menurutnya, ruang gerak para pedagang memang semakin terbatas lantaran ada perubahan sistem yang diterapkan di terminal induk tersebut.
Sistem sirkulasi bus yang diterapkan memang berbeda dengan konsep lama. "Saat ini bus dilarang menunggu penumpang di terminal pemberangkatan," katanya. Bus harus parkir di tempat khusus, untuk menunggu jadwal pemberangkatan.
Sedangkan para penumpang harus menunggu jadwal keberangkatan bus di ruang tunggu yang disediakan. "Kami menyediakan ruang tunggu nyaman yang dilengkapi pendingin ruangan," katanya. (Baca: Pedagang Asongan Tewas Terjun dari Lantai 7)
Menurut Herman, sistem itu membuat bus hanya singgah beberapa saat di terminal pemberangkatan. "Hanya menaikkan penumpang lantas berangkat," katanya. Hal itu membuat pedagang tidak leluasa menjajakan dagangannya.
AHMAD RAFIQ
Terpopuler:
Akil Mochtar Minta Kewarganegaraan Dicabut
Jokowi Presiden, Risma Tak Mau Jadi Wakil Ahok
Diduga Menipu, Bos Cipaganti Ditahan Polisi
Penipuan Investasi, Dua Petinggi Cipaganti Ditahan
Desain Uang NKRI Redenominasi Beredar, Ini Kata BI