Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Goenawan Mohamad: Kita Takut Orde Baru Lahir Lagi  

Editor

Sugiharto

image-gnews
Budayawan Goenawan Mohamad (GM) memberikan keterangan pers terkait pengembalian penghargaan Bakrie Award yang diterimanya pada tahun 2004, di Komunitas Salihara, Jakarta, Selasa, 22 Juni 2010. Pengembalian piala dan uang sebesar Rp 154 juta (dihitung dengan memasukkan bunga SBI sejak 2004 sampai 2010) tersebut dilakukan atas akumulasi kekecewaan GM terhadap tindakan yang berkaitan dengan Aburizal Bakrie. DOK/TEMPO/Panca Syurkani
Budayawan Goenawan Mohamad (GM) memberikan keterangan pers terkait pengembalian penghargaan Bakrie Award yang diterimanya pada tahun 2004, di Komunitas Salihara, Jakarta, Selasa, 22 Juni 2010. Pengembalian piala dan uang sebesar Rp 154 juta (dihitung dengan memasukkan bunga SBI sejak 2004 sampai 2010) tersebut dilakukan atas akumulasi kekecewaan GM terhadap tindakan yang berkaitan dengan Aburizal Bakrie. DOK/TEMPO/Panca Syurkani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pendiri majalah Tempo, Goenawan Mohamad, mengatakan presiden yang akan datang harus mempunyai komitmen kuat terhadap kebebasan pers dalam segala bentuknya.

Pengekangan pers hingga pemberedelan, menurut dia, bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan kepentingan masyarakat banyak. Goenawan menuturkan Tempo pernah mengalami penindasan berpendapat dua kali selama Orde Baru berkuasa di bawah pimpinan Soeharto. Pemberedelan majalah Tempo yang pertama terjadi pada 1982, dan terakhir pada 21 Juni 1994.

"Kita takut akan lahir Orde Baru atau semacam Orde Baru lagi," kata Goenawan saat dihubungi hari ini, Sabtu, 21 Juni 2014, dua puluh tahun setelah pemberedelan majalah Tempo

Goenawan pun mengaku takut penindasan akan lahir lagi, tapi mungkin tak melalui pemberedelan karena itu akan sangat mencolok. Tekanan terhadap pers, tutur dia, bisa dalam bentuk tekanan legislatif dan eksekutif. Belum lagi, ujar Goenawan, tekanan melalui organisasi-organisasi masyarakat yang menakut-nakuti kerja pers. "Itu pernah terjadi pada Gramedia. Dulu, Front Pembela Islam mengancam akan membakar buku Gramedia." 

Ancaman kebebasan pers juga muncul dari penguasaan segi modal perusahaan pers. Sumber-sumber ekonomi pers, kata Goenawan, juga terancam ditekan seperti halnya iklan. "Wartawan jangan mudah dibeli. Kalau pun takut, jangan takut. Kekuatan di tangan wartawan sendiri." (Baca: Usai Diberedel, Keluarga Prabowo Ingin Beli Tempo)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hari ini tepat 20 tahun lalu, majalah Tempo diberedel rezim Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto melalui Menteri Penerangan Harmoko. Tempo dinilai terlalu keras mengkritik Menteri Riset dan Teknologi B.J. Habibie dan Soeharto ihwal pembelian kapal-kapal bekas dari Jerman Timur. Pemberedelan pada 21 Juni 1994 itu merupakan yang kedua setelah Tempo diberedel oleh rezim yang sama pada 1982 karena dianggap terlalu keras mengkritik Orde Baru dan kendaraan politiknya, Golkar, pada Pemilu 1982.

Beberapa hari setelah pemberedelan, Goenawan mengatakan Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto--sekarang mencalonkan diri jadi presiden nomor urut 1, sempat menuturkan, jika ingin terbit lagi, Tempo harus mau dibeli keluarganya. Syarat satu lagi, Pimpinan Redaksi Tempo harus ditentukan oleh mereka. Namun Goenawan mengatakan awak Tempo menolaknya. Pada 12 Oktober 1998, Tempo kembali terbit setelah Soeharto lengser.

KHAIRUL ANAM

Berita Terpopuler:
BPK Temukan Potensi Kerugian DKI Rp 1,54 Triliun
Tika Bisono: Olga Sudah di Jakarta. Itu Bohong!
Alasan Komunitas Alumni ITB Dukung Jokowi
Tepis Tudingan Wiranto, Kubu Prabowo Buka Dokumen

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Terkini: Faisal Basri dalam Kenangan Anies Baswedan, Chatib Basri, dan Goenawan Mohamad; Jokowi Terima Bos Vale Indonesia di Istana

7 hari lalu

Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
Terkini: Faisal Basri dalam Kenangan Anies Baswedan, Chatib Basri, dan Goenawan Mohamad; Jokowi Terima Bos Vale Indonesia di Istana

Kepergian Faisal Basri meninggalkan duka, bukan hanya bagi keluarga, tapi dari sejumlah tokoh di Indonesia.


Tangis Goenawan Mohamad di MK: DPR Seharusnya Dibubarkan

21 hari lalu

Sastrawan Goenawan Mohamad atau GM saat menghadiri audiensi di Mahkamah Konstitusi bersama sejumlah akademisi dan aktivis, pada Kamis, 22 Agustus 2024. Tempo/Novali Panji
Tangis Goenawan Mohamad di MK: DPR Seharusnya Dibubarkan

Goenawan Mohamad ingin menyerukan revolusi, tapi ia tahu biaya revolusi tidak sedikit. Seharusnya DPR dibubarkan.


Goenawan Mohamad Terisak saat Audiensi MK: Serukan Revolusi dan Bubarkan DPR

21 hari lalu

Sastrawan Goenawan Mohamad atau GM saat menghadiri audiensi di Mahkamah Konstitusi bersama sejumlah akademisi dan aktivis, pada Kamis, 22 Agustus 2024. Tempo/Novali Panji
Goenawan Mohamad Terisak saat Audiensi MK: Serukan Revolusi dan Bubarkan DPR

Goenawan Mohamad dan sejumlah elemen masyarakat beudiensi dengan MK. Mereka menolak rencana DPR yang ingin menganulir putusan MK.


Perjalanan 83 Tahun Goenawan Mohamad, Wartawan yang Sastrawan

45 hari lalu

ekspresi Goenawan Mohamad saat membacakan narasi cerita Den Kisot diiringi Musik Bambu Deka sebagai bagian dari  pameran Sejauh Ini...di Lawangwangi Creative Space, Bandung, Jawa Barat, 15 Februari 2024. Den Kisot ditulis oleh Goenawan Mohamad dengan sutradara Endo Suanda berdasarkan cerita Don Quijote de la Mancha karya Miguel de Cervantes. TEMPO/Prima Mulia
Perjalanan 83 Tahun Goenawan Mohamad, Wartawan yang Sastrawan

Goenawan Mohamad wartawan yang sastrawan itu hari ini berulang tahun ke-83. Ini perjalanan hidup dan karya-karyanya.


Kilas Balik Perlawanan Tempo di Pengadilan Usai Diberedel Orde Baru 30 Tahun Silam

21 Juni 2024

Goenawan Mohamad dikerumuni wartawan di depan gedung Mahkamah Agung setelah sidang gugatan TEMPO pada Juni 1996. Setelah lengsernya Soeharto pada 1998, majalah Tempo kembali terbit hingga hari ini, bahkan, saat ini Tempo sudah menginjak usianya ke-50. Dok. TEMPO/Rully Kesuma
Kilas Balik Perlawanan Tempo di Pengadilan Usai Diberedel Orde Baru 30 Tahun Silam

Tepat 30 tahun lalu atau pada 21 Juni 1994, majalah Tempo bersama tabloid Detik dan majalah Editorial diberedel oleh pemerintah Orde Baru. Kilas balik perlawanan Tempo di pengadilan


Perlawanan Insan Pers Buntut Pembredelan Majalah Tempo, Editor, dan Tabloid Detik oleh Orde Baru 30 Tahun Lalu

21 Juni 2024

Karyawan TEMPO saat mengadukan kasus pembredelan ke DPR tahun 1994. Dok. TEMPO/Gatot Sriwidodo
Perlawanan Insan Pers Buntut Pembredelan Majalah Tempo, Editor, dan Tabloid Detik oleh Orde Baru 30 Tahun Lalu

Hari ini, tepat 30 tahun silam, Majalah Tempo, Editor, dan Tabloid Detik dibredel pemerintah Orde Baru pada 21 Juni 1994. Ini kilas baliknya.


Ayu Utami, Sastrawan Sekaligus Salah Seorang Pendiri AJI Indonesia

21 Juni 2024

Perwakilan dari 29 seniman dan budayawan Indonesia, seniman Ayu Utami memberikan keterangan pers usai menyampaikan berkas Amicus Curiae terkait kasus Perkara Nomor 1/PHPU.PRES/XXII/2024 dan Perkara Nomor 2/PHPU.PRES/XXII/2024 perihal Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) di Gedung 2 MK, Jakarta, Senin 1 April 2024. Dalam berkas yang disampaikan seniman dan budayawan menilai menunjukan banyaknya persoalan yang terjadi sejak tahap pencalonan hingga kampanye. TEMPO/Subekti.
Ayu Utami, Sastrawan Sekaligus Salah Seorang Pendiri AJI Indonesia

Ayu Utami penulis novel Saman dan Larung. Ia salah seorang pendiri AJI Indonesia dan turut mengajukan amicus curiae sengketa Pilpres 2024.


Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

9 Mei 2024

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

Presiden Sukarno pernah melarang Manifesto Kebudayaan pada 60 tahun lalu. Apa itu Manikebu dan Lekra yang mengemuka saat itu?


Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

1 Mei 2024

Wartawan Senior Tempo, Goenawan Mohamad berbicara di acara Orasi Tokoh
Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.


Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

30 April 2024

Pendiri Tempo Media, Goenawan Mohammad menyampaikan keynote speech bertajuk Etika dan Tanggung Jawab Sosial Pemanfaatan Teknologi Digital. Diskusi panel dilakukan dalam Puncak Acara Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo yang digelar Selasa, 30 April 2024.
Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.