TEMPO.CO, Ciater - Tim Korps Lalu Lintas Mabes Polri turun tangan dalam pengusutan kasus tabrakan maut bus pariwisata rombongan pelajar asal Jakarta yang terjadi kemarin di tanjakan Emen, Ciater, Kabupaten Subang. Dipimpin Komisaris Besar Indrajit, mereka bekerja sama dengan tim Polda Jawa Barat dan Polres Subang untuk menggelar olah tempat kejadian kasus di lokasi kejadian, Rabu, 18 Juni 2014.
Pantauan Tempo, tim polisi tampak memetakan dan menelisik jalur yang dilalui bus B-7529-YB sebelum dan setelah menabrak Kijang T-1118-TK hingga posisi terakhir bus di kebun teh. Tim menandai titik-titik jejak bus dengan cat putih dari puncak tanjakan Emen, titik bus mulai oleng ke lajur arus lawan, hingga titik saat bus menabrak Kijang.
Juga saat bus menabrak tiang listrik di bahu jalan dan ketika bus terguling. Dengan pesawat remote control berkamera, tim juga merekam medan jalur jalan raya di sekitar lokasi kecelakaan. Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Ajun Komisaris Besar Prahoro Tri Wahyono mengatakan pemetaan jalur ini, ditambah keterangan para saksi, bakal menjadi bahan analisis penyebab kecelakaan.
Prahoro mengatakan dugaan penyebab kecelakaan akibat rem blong cukup masuk akal mengingat kontur jalan yang curam dan banyak tikungan. "Jika saat tahu rem blong sopir panik lalu penumpang panik, bisa saja bus tiba-tiba jadi tidak seimbang lalu oleng ke kanan dan semakin tidak terkendali, " katanya, Rabu, 18 Juni 2014
Sementara itu, pemilik kios bensin di seberang lokasi kejadian, Isep, mengatakan saat itu tiba-tiba dia mendengar suara tabrakan. Kemudian dia melihat bus nyelonong ke arah kebun teh, lalu menabrak tiang listrik. Bus sempat memutar di udara dan jatuh terbalik di atas kebun teh dengan empat ban di atas. "Kalau saja tidak nabrak dulu tiang listrik, mungkin bus akan berhenti terhalang pohon teh dan tidak sampai jatuh terbalik," kata Isep, yang saat kejadian tengah membakar sesuatu untuk mengusir nyamuk.
Dia dan temannya sempat menyaksikan para korban menjerit-jerit minta tolong dari dalam bus yang terbalik. Beberapa penumpang tampak sudah tak bergerak dengan wajah dan tubuh berlumur darah.
Setelah itu, baru datang warga, lalu polisi. Para korban diangkuti dengan beberapa mobil bak terbuka yang dihentikan ke Puskesmas Jalan Cagak dan rumah sakit. Tujuh-delapan ambulans datang agak malam.
Sembilan orang tewas dan belasan orang terluka berat dalam kecelakaan itu. Sopir bus, Dasril Asmara, 64 tahun, termasuk salah satu korban yang tewas di tempat. Perusahaan pemilik bus diketahui adalah PO Desiana, asal Jakarta. "Perusahaan bus dan sopirnya katanya sebenarnya sudah sering lewar jalur ini," kata Prahoro.
ERICK P. HARDI