TEMPO.CO, Jember - Calon wakil presiden Mohammad Jusuf Kalla meminta polisi menindak tegas pengelola tabloid Obor Rakyat. Kalla sangat menyayangkan dugaan keterlibatan staf Istana Negara dalam pembuatan tabloid yang berisi 'kampanye hitam' terhadap pasangannya, Joko Widodo.
"Sangat disayangkan bikin tabloid begitu. Masak ada staf khusus Istana begitu," kata dia seusai bertemu petani tebu di Jember, Selasa sore, 17 Juni 2014. (Baca: JK Pembuat Tabloid Obor Rakyat Pengecut)
Menurut Kalla, pengelola atau pembuat tabloid Obor Rakyat itu sudah jelas menyebarkan isu SARA kepada masyarakat menjelang pemilihan presiden. Karenanya, polisi mesti mengusut tuntas pembuatan isi tabloid itu sekaligus siapa penyandang dananya kepada publik. "Wong sama Tempo saja dipecat, kok masih diterima di Istana. Harus tegas dong, tidak hanya ditindak menurut saya, tapi dipecat." (Baca: Pemimpin Obor Rakyat Mengaku Orang Istana)
KH Hasyim Muzadi mengatakan Istana harus bersikap jujur kepada masyarakat soal tabloid Obor Rakyat itu. Sikap jujur itu, kata dia, mesti ditunjukkan dengan klarifikasi, apakah yang terlibat hanya beberapa orang atau secara institusi. (Baca: Pembuat Tabloid Obor Rakyat Siap Diperiksa Polisi)
"Bisa saja klarifikasi itu lewat polisi yang menyidik kasus itu. Tapi ya harus diingat, polisi itu juga ada atasannya," katanya.
MAHBUB DJUNAIDY
Terpopuler:
Olga Dikabarkan Mengidap Kanker Stadium 4
KPK Segel Ruangan Menteri PDT Sejak Senin Malam
Cak Lontong: Saya Tidak Merasa Lucu
Debat Jokowi-Prabowo Mengecewakan, Rupiah Terbenam