Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waketum: SBY Netral karena Masih Jabat Presiden  

Editor

Budi Riza

image-gnews
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua mengacungkan ibu jari saat tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Rabu (4/12). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua mengacungkan ibu jari saat tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Rabu (4/12). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan sikap partainya tercermin dari sikap Fraksi Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat. Pada Senin, 16 Juni 2014, Fraksi Demokrat mendeklarasikan dukungan ke Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

"Tidak perlu diragukan dan diusik lagi mengenai komitmen Demokrat mendukung Prabowo-Hatta," kata Max ketika dihubungi Tempo, Selasa, 17 Juni 2014.

Langkah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tetap bersikap netral pada pemilihan presiden 2014 karena masih menjabat Presiden Republik Indonesia. "Wajar saja kalau beliau netral. Ketum Demokrat tidak sama dengan ketum partai lain yang tidak paham sedang menjadi pejabat publik," ujarnya.

Komitmen tersebut, ujar Max, salah satunya dibuktikan dengan ikut serta dalam kampanye Prabowo-Hatta di daerah. Koalisi ini akan mampu memajukan Indonesia. "Saya lagi di Makassar ini bersama dengan Pak Prabowo," tuturnya. (Baca: SBY: Pasifik Selatan Penting demi Papua)

Partai Demokrat yang selama ini menyatakan netral pada pemilihan presiden 2014 akhirnya secara resmi mendeklarasikan dukungannya terhadap pasangan Prabowo-Hatta. Sejumlah pengurus harian Partai Demorat juga akan menyatakan dukungan ke pasangan Prabowo-Hatta pada Selasa sore, 17 Juni 2014, di Lagoo Cafe, Hotel Sultan, Jakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

AMOS SIMANUNGKALIT

Berita utama
KPK Tangkap Bupati Biak Numfor
Pengamat: Fraksi Demokrat Ciderai Keputusan SBY
Jokowi-Prabowo Pelukan, Moderator: Saya Kaget

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gelar Dies Natalis, Ini Alasan Demokrat Tak Undang Jokowi

7 Februari 2017

SBY dan Jokowi. AP/Mark Baker
Gelar Dies Natalis, Ini Alasan Demokrat Tak Undang Jokowi

Partai Demokrat yang menggelar dies natalis ke-15, tidak mengundang Presiden Jokowi karena ingin pertemuan Jokowi-SBY empat mata.


Dituding Bikin Pecah Demokrat, Ahok: Kamu Pusing Amat

29 September 2016

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melambaikan tangan ke arah wartawan saat akan mengikuti sidang perdana di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, 22 Agustus 2016. Ahok berpedapat bahwa UU Nomor 10 Tahun 2016 telah merampas haknya sebagai Gubernur. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Dituding Bikin Pecah Demokrat, Ahok: Kamu Pusing Amat

Ahok tidak mau ambil pusing soal tudingan dirinya menjadi penyebab pecahnya internal Demokrat yang mengusung dia dalam Pilkada.


Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.


SBY Siap Pimpin Demokrat, Asal Dua Syarat Ini ...  

24 April 2015

Presiden SBY memberikan keterangan pers usai mencoblos di TPS 006 Cikeas, Bogor, 9 Juli 2014. TEMPO/Subekti
SBY Siap Pimpin Demokrat, Asal Dua Syarat Ini ...  

SBY bersedia menjadi ketua umum dengan sejumlah syarat. Apa
saja?


Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengacungkan tiga jari saat konferensi pers di rumah dinas Gubernur, Jakarta (21/8). Dalam Konferensi pers Jokowi mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan atas sidang sengketa perselisihan hasil pemilu presiden. Tempo/Aditia Noviansyah
Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.


Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono (kanan) didampingi Pengacaranya, Hinca Panjaitan (kiri) tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 23 Juni 2014. Setelah mangkir pada pemeriksaan perdana, hari ini Setiyardi hadir untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut


Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maju sebagai capres 2014 kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Jakarta (14/3). Dalam keterangannya Ahok menyatakan siap menggantikan posisi Gubernur dan mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden dari partai PDI-P. ANTARA/Muhammad Adimaja
Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.


Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.


Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo mengacungkan jari membentuk simbol
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.


Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Rajasa. TEMPO/Aditia Noviansyah
Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.