TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan gelar Guru Besar Bidang Ketahanan Nasional dari Universitas Pertahanan. Penganugerahan ini akan diberikan Kamis, 12 Juni 2014, di Universitas Pertahanan, Sentul, Bogor.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Sisriadi mengatakan proses evaluasi dan pelengkapan syarat administrasi sudah berlangsung selama setahun. Menurut dia, berdasarkan persyaratan administratif itu, SBY telah layak diangkat menjadi guru besar. "SBY telah memenuhi syarat jam mengajar," ujarnya, Rabu, 11 Juni 2014.
Menurut dia, SBY telah mengampu mata kuliah Kepemimpinan Strategis selama dua tahun terakhir. "Kuliah yang diberikan bersifat kuliah umum karena mata kuliah yang diampu SBY ada di semua jurusan. Jadi, kalau mengajar digabungkan dari pagi sampai sore," ujar Sisriadi.
Rektor Universitas Pertahanan Desi Albert Mamahit mengatakan SBY memiliki penguasaan ilmu Ketahanan Nasional yang baik dan sudah memiliki pengabdian di universitas yang didirikan beberapa tahun terakhir ini. Selain itu, kata DA Mamahit, SBY juga memenuhi syarat latar belakang pendidikan yang diperlukan untuk menjadi guru besar. "SBY telah menyandang gelar doktor bidang ekonomi pertanian dari IPB," ujarnya. (Baca: SBY Lulus Ujian Doktoral IPB)
Berdasarkan rilis dari Universita Pertahanan, SBY juga memiliki jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan dan artikel di antaranya, Coping with the Crisis-Securing the Reform (1999); Revitalization of the Indonesian Economy: Business, Politics and Good Governance (2002); Transforming Indonesia: Selected International Speeches (2005).
Selain itu, SBY juga aktif dalam memberikan kuliah umum dan orasi ilmiah di beberapa perguruan tinggi di luar negeri. SBY pernah memberikan kuliah umum di Columbia University dengan tema Perspective on the MDG's and the Way Forward to 2015 di Keio University dengan tema Governance, Reforms and Democratic Transformation in Indonesia, di Beijing University dan di Harvard University.
Meski demikian, muncul pendapat pemberian gelar itu sebagai bentuk balas budi. Sisriadi membantahnya. "Justru kami yang beruntung sebelum beliau dikukuhkan oleh universitas lain di luar negeri," kata Sisriadi.
DINI PRAMITA
Berita Lain
Pemecatan Prabowo Tak Hanya Soal Penculikan
Ahok Mulai Blusukan ala Jokowi
Waspada, Penyakit Haters Prabowo-Jokowi Menular!