Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Gus Dur: Sultan Harus Tegas Hadapi Intolerasi  

image-gnews
Sri Sultan Hamengku Buwono X. TEMPO/Arif Wibowo
Sri Sultan Hamengku Buwono X. TEMPO/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO.CO , Yogyakarta - Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia--yang fokus pada pluralisme--, Alissa Wahid mendesak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwopno X dan Kepolisian Daerah DIY memberikan respon cepat dan tegas terhadap semua pelaku aksi intoleran dalam sejumlah kasus beberapa hari belakangan. Hal ini terkait penyerangan umat Katolik dan rumah ibadah Kristen.

"DIY jelas sedang mengalami darurat toleransi, harus ada tindakan cepat, tepat dan tegas," kata Alissa yang juga putri Abdurrahman Wahid Presiden RI keempat saat dihubungi oleh Tempo pada Ahad, 1 Juni 2014.

Dalam catatan Tempo, sebulan belakangan, muncul berbagai aksi intoleran yang menyasar kelompok minoritas non muslim di DIY. Setelah ada sejumlah protes kelompok intoleran terkait sengketa tempat ibadah di Gunungkidul dan berujung ke pemukulan seorang aktivis lintas iman awal Mei lalu, pada Kamis kemarin belasan pria yang mengenakan baju gamis menyerang jemaat katholik saat sedang menggelar ibadah Rosario di rumah bos Penerbit Galang Press, Julius Felicianus. (Baca: Umat Katolik di Sleman Diserang Kelompok Bergamis)

Aksi intoleran kembali muncul pada Ahad siang, 1 Juni 2014 saat sekelompok pria bersorban menggepung Gereja Panthekosta di Indonesia Elshaddai di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman. (Baca: Warga Sleman Bubarkan Ibadah Umat Kristen)

Menurut Alissa, tidak adanya ketegasan penindakan dari aparatur negara terhadap pelaku kekerasan dalam aksi-aksi intoleran di DIY selama ini terbukti memicu bertambahnya kasus serupa dari tahun ke tahun. Dia berpendapat semestinya Pemerintah Daerah DIY dan Polda DIY melakukan pendekatan dengan perspektif perlindungan hak semua warga negara dalam menjalankan keyakinannya dan bukan sekedar menjaga stabilitas keamanan.

"Seharusnya seperti orang tua yang menegakkan aturan di rumah, kalau tidak, anak-anak bisa merajalela bertindak sesukanya karena ketika mengamuk dituruti kemauannya," kata dia.

Sosiolog UGM, Najib Azca berpendapat sama. Menurut dia sikap tegas Sultan dan Kapolda DIY perlu dinyatakan secara lebih ekspresif terhadap kelompok intoleran. "Harus ada pesan kuat, tak ada tempat bagi intoleransi di DIY," kata dia. (

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

ADDI MAWAHIBUN IDHOM


Berita Lain
Perubahan Haji Era Anggito 

Sangeang Meletus, Dua Bandara Ditutup

Pakar Tata Negara Usulkan Kompilasi UU Pemilu  



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

17 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

21 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

25 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.


Jurus Yogyakarta Jaga Kenyamanan Jelang Masa Kampanye

21 November 2023

Kirab budaya pemilu damai di Yogyakarta melintasi Jalan Malioboro Selasa (21/11). (Dok. Istimewa)
Jurus Yogyakarta Jaga Kenyamanan Jelang Masa Kampanye

Keamanan dan kenyamanan di Yogyakarta jadi investasi karena tanpa itu, dua sumber kehidupan yakni pariwisata dan pendidikan akan terpengaruh.