TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri mengetahui adanya pembangunan tiang pancang mercusuar yang dilakukan pihak Malaysia di wilayah Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene mengatakan, setelah berkoordinasi dengan kementerian terkait, pembangunan tiang pancang itu tak dibenarkan.
"Lokasinya berada di dalam garis landas kontinen Indonesia berdasarkan perjanjian RI–Malaysia tahun 1969," kata dia, Rabu, 21 Mei 2014.
Menurut dia, Malaysia pun telah menghentikan pembangunan tiang pancang rambu suar tersebut. Pemerintah Indonesia juga mendesak dibentuknya Tim Teknis Delimitasi Batas Maritim dari kedua negara untuk membahas masalah ini dalam waktu dekat di Jakarta. (Baca: Pantau Mercusuar Malaysia, TNI Kirim Kapal Perang)
Sebelumnya, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menyatakan, sejak kemarin, Selasa, 20 Mei 2014, tak ada lagi aktivitas pembangunan tiang pancang mercusuar yang dilakukan pihak Malaysia di wilayah Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir, mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima dari petugas patroli, tak ada lagi kapal-kapal Negeri Jiran yang berada di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia tersebut.
"Laporan tersebut kami terima terakhir sekitar pukul 12.00 WIB tadi," kata Manahan saat dihubungi Tempo, Rabu, 21 Mei 2014.
Permasalahan ini muncul akibat pihak Malaysia yang berupaya membangun mercusuar di wilayah abu-abu, atau masih disengketakan Indonesia-Malaysia, di Tanjung Datuk, sejak Ahad, 19 Mei lalu. Awal mula kejadian, TNI AL memperoleh informasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang menemukan aktivitas di lokasi tersebut.
Sebuah kapal milik Dirjen Perhubungan Laut melihat setidaknya ada enam kapal berbendera Malaysia bergerak di lokasi tersebut. Keenam kapal tersebut terdiri atas tiga unit kapal tunda atau tugboat dan tiga kapal tongkang sarat logistik. Selain itu, petugas Dirjen Perhubungan Laut juga melaporkan ada satu unit kapal perang AL Malaysia yang mengawal.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terpopuler
Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih daripada Menteri
Kecewa pada PKB, Mahfud: Selesai Tugas di Partai
ITB Tak Otomatis Terima Siswa Bernilai UN Tinggi