TEMPO.CO, Purwokerto - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menetapkan bobot hasil ujian nasional (UN) sebesar 5-25 persen sebagai salah satu dasar pertimbangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014.
"Secara nasional sama, kami memakai pertimbangan indeks sekolah seperti rekam jejak SNMPTN, akreditasi dan nilai kualitas sekolah, serta indeks siswa dari rapor, nilai UN, dan indeks prestasi khusus sesuai program studi," kata Pembantu Rektor I Unsoed Mas Yedi Sumaryadi, Rabu, 21 Mei 2014. (Baca juga: 45 Ribu Calon Mahasiswa Berebut Kuliah di UGM)
Menurut dia, bobot nilai pertimbangan paling tinggi yakni nilai rapor dan IPK khusus sebesar 80 persen. Sisanya mempertimbangkan nilai UN dan prestasi lainnya.
Mas Yedi menambahkan, Unsoed berkomitmen untuk menaati kebijakan yang diterapkan tersebut. Bahkan hasil UN siswa dipakai sebagai acuan untuk seluruh jalur masuk, baik Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN), hingga seleksi jalur mandiri.
Menurut dia, penentuan bobot nilai UN sebagai salah satu dasar SNMPTN memang menjadi kewenangan setiap PTN. Sebab, setiap PTN memiliki pertimbangan sendiri dalam penyelenggaraan seleksi mahasiswa baru. "Peraturan pertimbangan bobot UN menjadi kewenangan masing-masing universitas negeri. Jadi kami ikut aturan saja," katanya.
Adapun pada tahun ini, 50 persen penerimaan mahasiswa baru di Unsoed dilakukan melalui SNMPTN. Pada seleksi akademik itu, Unsoed menyediakan 1.630 kursi untuk diperebutkan oleh para siswa SMA/sederajat.
"Untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) memiliki kuota 30 persen, dan 20 persen lagi melalui seleksi mandiri," kata Koordinator Humas Panitia SNMPTN Unsoed Wisnu Widjanarko. (Baca juga: 39 Ribu Lulusan SMA Memperebutkan 2.535 Kursi di Unair)
ARIS ANDRIANTO
Berita Lain
Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih dari Menteri
Jokowi atau Prabowo, Ahok: Aku Rapopo
Peraih Nilai UN Tertinggi Hanya Belajar di Rumah