TEMPO.CO, Balikpapan - Kementerian Sosial menetapkan lima kota percontohan dengan Pelayanan Terpadu dan Gerakan Masyarakat Peduli Kabupaten/Kota Sejahtera (Pandu Gempita). Kelimanya adalah Payakumbuh, Sukabumi, Sragen, Bantaeng, dan Berau.
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan lima kota ini yang dianggap punya komitmen dalam pelaksanaan sistem pelayanan terpadu dalam penanganan berbagai persoalan sosial. Tujuan utamanya dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan.
"Tujuan utama agar masyarakat tidak mampu bisa mengkonsultasikan permasalahannya di layanan terpadu ini," ujar Salim di Balikpapan, Sabtu, 3 Mei 2014.
Persoalan kemiskinan di Indonesia, menurut dia, bukan semata keterbatasan kemampuan ekonomi sebagian masyarakat. Ada sebagian masyarakat miskin yang ternyata enggan keluar dari persoalan kemiskinan itu sendiri. "Sehingga layanan terpadu ini bisa memanusiakan mereka yang taraf ekonominya belum beruntung," katanya.
Salim optimistis sistem pelayanan terpadu sosial ini mampu mengatasi 80-90 persen permasalahan sosial di suatu daerah. Belum setahun sistem ini diluncurkan, dia menyebutkan ada penurunan signifikan atas berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, dan sebagainya. "Memuaskan hasil yang diperoleh nantinya, terutama di Sragen yang ada perubahan drastis," ujarnya. (Baca: Tasikmalaya Termiskin di Jawa Barat)
Salim mengatakan anggaran sistem pelayanan terpadu memperoleh dukungan dari Kementerian Sosial dan masing-masing pemerintah daerah setempat. Kementerian Sosial menghibahkan dana bantuan sosial sebesar Rp 600 miliar yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia. "Memang dananya kecil, namun dengan dukungan pemda setempat akan mencukupi," katanya. (Baca: Kemensos Tuduh Kementerian Lain Selewengkan Bansos)
S.G. WIBISONO
Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Nyapres, Ahok: Kacau-Balau Jakarta Ini
Tak Serahkan iPod, Boediono Bisa Dijerat Pasal Suap
Ahok: Jokowi Jangan On-Off
