TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Bidang Ketenagakerjaan Dewan Perwakilan Rakyat Rieke Diah Pitaloka membantah jika ajakannya untuk mendukung Joko Widodo sebagai presiden berkaitan dengan ambisi politiknya.
Rieke mengatakan dia mendorong orang-orang untuk mendukung Jokowi bukan karena dia ingin dicalonkan sebagai menteri tenaga kerja. "Tidak ada sama sekali. Itu (menteri) keputusan elite partai," kata Rieke dalam pertemuan dengan perwakilan elemen buruh Jawa Timur di Rumah Makan Ria, Jalan Kombes Pol M. Duryat, Surabaya, Rabu, 30 April 2014.
Selama lima tahun menjadi anggota Komisi Bidang Ketenagakerjaan DPR, Rieke gencar menyuarakan aspirasi buruh. Pada momen Hari Buruh 1 Mei 2014, Rieke menyatakan tuntutan tiga layak, yakni pekerjaan, upah, dan hidup yang layak bagi buruh. Kelayakan ini di antaranya diwujudkan lewat penghapusan sistem kerja kontrak dan alih daya (outsourcing), tidak menjalankan politik upah murah, jaminan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas, jaminan kesehatan, dan jaminan pensiun.
Selain itu, Rieke juga meminta para buruh untuk mendukung revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan, penolakan kenaikan tarif dasar listrik bagi rumah tangga ataupun industri, dan penurunan harga kebutuhan pokok. "Lima tahun ngomonginnya ini terus. Saya tidak berjuang untuk hasrat politik kekuasaan," ujarnya. (Baca :'Nama Calon Pendamping Ahok Sudah Ada, tapi...')
Dia meminta dukungan buruh untuk program tiga layak. Program ketenagakerjaan menjadi kontrak perjuangan bersama dan bukan kontrak politik kerja seorang Jokowi jika terpilih menjadi presiden. Menurut Rieke, tidak mungkin konsep sebesar itu, yang juga membutuhkan perubahan besar, hanya diserahkan kepada seorang presiden. (Baca: Rieke Ikut Ramaikan Hari Buruh di Surabaya)
AGITA SUKMA LISTYANTI
Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler lainnya:
Roy Suryo Terbukti Hanya Kehilangan Satu Suara
Jagal Tangerang Baru Seminggu Putus Cinta
Jalinan CintaTak Direstui,Jagal Tangerang Beraksi