TEMPO.CO, Surabaya - Warga di kawasan Gunung Bromo mulai merasakan aroma belerang yang sangat menyengat sejak sepekan terakhir. Bau belerang yang sangat menyengat hidung ini diperkirakan berasal dari kawah Gunung Bromo.
Hasil pengamatan Pos Pemantauan Gunung Api Gunung Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menyebutkan ada peningkatan kegempaan tremor. "Ada peningkatan kegempaan tremor. Dan ini monoton," kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Api Gunung Bromo, M. Syafii. kepada Tempo, Rabu, 30 April 2014. (Baca: Kunjungan Wisata Gunung Bromo Terpengaruh Kelud)
Menurut Syafii, gempa itu biasanya fluktuatif antara 0,5-1 milimeter. Namun, sejak beberapa hari terakhir ini meningkat menjadi antara 7-15 milimeter. "Dan itu monoton antara 7 hingga 15 milimeter," ujarnya.
Syafii mengaku kalau bau belerang terasa sangat menyengat. "Antara bau belerang dengan peningkatan kegempaaan tremor ini seiring," ujarnya. Terkait dengan kondisi ini, pihaknya terus melakukan pengamatan secara kegempaan gunung yang terkenal dengan lautan pasirnya ini. (Baca: Kelud Meletus, Semeru dan Bromo Aman)
Syafii mengatakan status aktivitas vulkanik Gunung Bromo masih tetap di level waspada sejak 2012. Budi, warga Desa Ngadisari kepada Tempo mengatakan bau belerang sangat terasa sejak seminggu terakhir. "Ini yang paling menyengat selama beberapa tahun terakhir ini," kata Budi.
Kendati demikian, jumlah pengunjung saat ini cukup banyak. Bau belereng ini diakui Budi cukup mengganggu kenyamanan turis.
DAVID PRIYASIDHARTA
Terpopuler:
Usai Makan Bersama, Jagal Tangerang Beraksi
Kepala JIS Tim Carr Diperiksa Polisi
Jagal Tangerang Baru Seminggu Putus Cinta