Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tersangka Bokongsemar Punya Hubungan Khusus

image-gnews
Penumpang kereta api berdesakan keluar Stasiun Kota Tegal, Jateng, Sabtu (10/7). Pemandangan serupa banyak dijumpai di berbagai daerah karena usainya liburan. ANTARA/Oky Lukmansyah
Penumpang kereta api berdesakan keluar Stasiun Kota Tegal, Jateng, Sabtu (10/7). Pemandangan serupa banyak dijumpai di berbagai daerah karena usainya liburan. ANTARA/Oky Lukmansyah
Iklan

TEMPO.CO, Tegal - Dua tersangka dugaan korupsi tukar guling tanah Bokongsemar, Ikmal Jaya dan Saeful Jamil, diduga memiliki hubungan di luar kapasitas mereka. Saeful diketahui pernah atau masih bekerja di Dewi Sri, perusahaan otobus milik keluarga Ikmal Jaya. (Baca:KPK Tetapkan Bekas Wali Kota Tegal Jadi Tersangka Tukar Guling Lahan)

Dalam tukar guling yang diduga merugikan negara Rp 8 miliar, kapasitas Ikmal sebagai Wali Kota Tegal periode 2008-2013. Ikmal juga merangkap sebagai penasihat tim pengarah pemindahtanganan tanah milik Pemerintah Kota Tegal.

Ada pun Saeful sebagai Direktur CV Tri Daya Pratama (TDP), adalah satu dari dua perusahaan yang permohonan pengajuan tukar gulingnya disetujui Pemerintah Kota Tegal. Selain CV TDP, tukar guling bekas tanah bengkok di tiga kelurahan itu, juga dengan PT Ciputra Optima Mitra (COM). (Baca:KPK Terus Selidiki Kasus Tukar Guling Bokongsemar)

Dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan Tegal 2012, CV TDP menyediakan lahan pengganti 105.071 meter persegi di Kelurahan Kaligangsa (areal Bokongsemar) untuk 10.678 meter persegi lahan di Kelurahan Pekauman dan 34.983 meter persegi di Kelurahan Keturen.

”Saeful Jamil sepertinya sudah bukan checker (petugas pengecek penumpang) lagi. Tapi dia masih sering ke terminal kalau malam,” kata Susanto, yang mengaku sebagai pengurus bus Dewi Sri di Terminal Kota Tegal, Jumat (18/4).

Susanto mengatakan, Saeful sudah sekitar 10 tahun bekerja di Dewi Sri. “Dia seangkatan saya. Kalau tidak di terminal ya di Water Park,” ujar lelaki berkumis, berambut gondrong, dan berumur sekitar 40-an tahun. Water Park yang dimaksud adalah Gerbang Mas Bahari Water Park Kota Tegal milik keluarga Ikmal Jaya.

Petugas retribusi jasa pelayanan masuk Terminal Kota Tegal, Dukri, juga tahu jika Saeful bekerja di Dewi Sri. “Biasanya ke terminal kalau malam. Usianya sekitar 40-an tahun,” kata Dukri. Pernyataan serupa dikatakan dua perempuan yang bekerja di kantor PO Dewi Sri di Terminal Kota Tegal.  “Biasanya malam ke sini,” kata dua perempuan yang enggan menyebutkan nama itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dua petugas di garasi dan bengkel PO Dewi Sri, sekitar 200 meter di utara Terminal Kota Tegal, mengatakan Saeful Jamil bertugas di lapangan. “Jadi tidak pernah ke sini,” kata dua perempuan yang juga enggan menyebutkan nama.

Sejumlah pengelola bengkel memilih bungkam saat ditanya ihwal Saeful Jamil. “Dia tersangka di KPK, kan? Wah, saya tidak paham,” ujar lelaki berambut keriting bertubuh kurus. Meski kenal dengan Saeful, para bengkel di garasi yang berisi puluhan bus itu mengaku tidak tahu alamat Saeful.

Pegiat antikorupsi di Kota Tegal, Agus Slamet, mengatakan Saeful Jamil adalah checker di Dewi Sri. “istrinya bekerja di Gapensi (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia) di Brebes. Jadi bisa saja dipinjam benderanya untuk mendirikan CV,” kata Agus. Saat proses tukar guling pada 2012, kantor CV TDP berada di lingkungan Gerbang Mas Bahari Water Park Kota Tegal.

Menurut Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat Humanis itu, wajar jika komisi antirasuah mengendus adanya ketidakberesan dalam proses tukar guling Bokongsemar. Sebab, Wali Kota Tegal dan Direktur CV TDP itu memiliki hubungan sebagai atasan dan karyawan di PO Dewi Sri. “Aroma KKN-nya jelas sekali. Kenapa Direktur PT COM tidak jadi tersangka, itu yang tahu KPK,” ujar Agus.

DINDA LEO LISTY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bekas Ketua Partai NasDem Terjerat Kasus Korupsi

12 Juni 2015

Partai Nasional Demokrat. Partainasdem.org
Bekas Ketua Partai NasDem Terjerat Kasus Korupsi

Saat menjabat kepala desa, Suyanto menggunakan uang APBDes--yang merupakan bantuan dari pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta--di luar peruntukannya.


KPK Geledah Kantor PDAM Makassar

1 Desember 2014

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).TEMPO/Imam Sukamto
KPK Geledah Kantor PDAM Makassar

Sejak pekan lalu penyidik KPK berada di Makassar untuk mendalami kasus dugaan korupsi PDAM.


Mahasiswa Desak Sekda Toraja Utara Ditahan  

24 November 2014

Mahasiswa Desak Sekda Toraja Utara Ditahan  

"Kejaksaan harus menuntaskan kasus ini," tutur Ketua Format Donny Reiluden.


Ada Bus Antikorupsi di Taman Pintar Yogyakarta  

6 November 2014

Advokat Bambang Widjajanto dan Luhut Parulian Pangaribuan di gedung KPK, Jakarta, Senin (14/9). Mereka menyatakan pembelaan terhadap KPK terkait dugaan penyalahgunaan wewenang yang dipermasalahkan oleh Kepolisian RI. TEMPO/Dinul Mubarok
Ada Bus Antikorupsi di Taman Pintar Yogyakarta  

Taman Pintar di Yogyakarta merupakan wahana bermain yang bersifat edukatif bagi anak-anak. Fasilitas ini dikunjungi ribuan anak-anak pada akhir pekan.


Kejati DIY Siap Telusuri 181 Transaksi Keuangan

5 Oktober 2014

Ketua Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf. TEMPO/Imam Sukamto
Kejati DIY Siap Telusuri 181 Transaksi Keuangan

Perlu segera ditelusuri profil pejabat dan kerabat atau keluarganya yang selama ini menguasai dinas-dinas basah.


Kasus Korupsi Eks Bupati Rina Diduga Dihentikan  

7 Mei 2014

Petugas memasang papan keterangan penyitaan di depan pagar rumah pribadi mantan Bupati Karanganyar Rina Iriani di Jalan Angsana Nomor 1-2, Perumahan Jaten Permai Indah, Jaten, Karanganyar (9/1).  Penyidik Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah menyita 71 item harta milik Rina Iriani, di antaranya 33 perhiasan emas dan berlian, 8 sertifikat tanah, dan dua mobil. TEMPO/Ukky Primartantyo
Kasus Korupsi Eks Bupati Rina Diduga Dihentikan  

Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah disinyalir menghentikan kasus korupsi dana perumahan dengan tersangka bekas Bupati Karanganyar Rina Iriani.


Negara Asia-Pasifik Bahas Pelarian Uang Hasil Korupsi  

4 Mei 2014

Sejumlah aktivis pemberantasan Korupsi mengangkat poster yang berisi dukungan kepada KPK, di Jakarta (4/4). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Negara Asia-Pasifik Bahas Pelarian Uang Hasil Korupsi  

Dalam pertemuan ini akan dibahas upaya menjalin kerja sama dan komitmen bersama dalam soal pemulihan aset negara.


Cegah Korupsi, BPK Diizinkan Akses Data Bank  

18 April 2014

Ganjar Pranowo mengaku tak mengerti kenapa rambutnya bisa memutih dengan rata. Beberapa kolega menyindirnya karena kebanyakan memikirkan negara. Ketika putranya, Alam, masih kecil, ia bertugas mencabuti uban Ganjar. Kini yang dicabut justru rambut hitamnya. TEMPO/Aditia Noviansyah
Cegah Korupsi, BPK Diizinkan Akses Data Bank  

BPK akan memonitor seluruh transaksi dan persediaan kas pemerintah daerah di Jawa Tengah.


Kejati Jawa Tengah Tahan Mantan Pejabat Perumnas  

29 Januari 2014

Perumahan bersubsidi Griya Lawu Asri di Kampung Sokerep,  Karanganyar yang terbengkalai dan mengalami kerusakan di bangunan dan jalanannya. TEMPO/Ukky Primartantyo
Kejati Jawa Tengah Tahan Mantan Pejabat Perumnas  

Menurut jaksa, Sunardi menerima uang Rp 600 juta dari bekas Bupati Karanganyar Rina Iriani.


Kejaksaan Didesak Tahan Bekas Bupati Karanganyar  

15 Januari 2014

Rina Iriani (tengah), Mantan Bupati Karanganyar ini saat memberikan keterangan mengenai penyitaan sejumlah hartanya oleh Kejaksaan Tinggi Jateng didampingi oleh pengacaranya (9/1). TEMPO/Ukky Primartantyo
Kejaksaan Didesak Tahan Bekas Bupati Karanganyar  

Rina Iriani dituding selama ini berupaya menyembunyikan kekayaannya.