Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Forum Solidaritas Umat Islam (FSUI) menuntut Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Soedarto, membebaskan Abu Bakar Ba'asyir dari segala tuntutan. Desakan itu disampaikan forum yang merupakan koalisi dari organisasi Islam seperti MMI, Universitas Muhamadiyah Solo, KAMMI, FSI Fisip UI, Majelis Pemuda Al-irsyad, PBHMI, Bina Umat, SII, YAS di gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (28/2) pukul 09.45 WIB. "Warga negara AS sendiri, mengatakan pengadilan itu rekayasa Presieen George W Bush untuk menyerahkan Ba'asyir kepada AS dengan alasan terorisme. Padahal, Ba'asyir bukan teroris tapi ulama yang bercita-cita menegakan syariat Islam di Indonesia," ujar Ustad Abu Muhammad Jibril, Koordinator FSUI. Baasyir yang menjadi Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) memangdiadili atas tuduhan terlibat jaringan terorisme. Menurut Abu Jibril, setelah melihat jalannya persidangan tidak ada satupun saksi yang dihadirkan jaksa mendukung dakwaannya secara sah dan meyakinkan, sehingga tuntutan jaksa Salman Maryadi, sangat manipulatif, karena tidak mempertimbangkan kesaksian Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi'i Maarif, dan mantan penerjemah Deplu AS, Fred Burks. Burks ketika itu mengatakan penangkapan paksa, penahanan dan penyidangan dua kali Ba'asyir merupakan order pemerintah AS beserta sekutunya. "Tuntutan jaksa hanya untuk memuaskan kepentingan politik rejim teroris Amerika dan sekutunya," ujarnya. Rencananya pada 3 Maret, majelis hakim akan mengambil keputusan. "Kami datang bukan untuk orasi atau perbuatan di luar konstitusi tapi kami ingin berdoa dan ingin menyaksikan pimpinan kami yang sederhana dan bercita-cita luhur dijatuhkan hukuman secara zalim," ujarnya. Jibril menegaskan, jika majelis hakim tetap menjatuhkan hukuman selama delapan tahun, FSUI tidak akan melakukan perbuatan anarkis. "Kami ridho jika itu keputusan yang dianggap adil, tapi jika sampai delapan tahun, jelas itu kezaliman," ujarnya. Ia meminta agar dihentikan kezaliman terhadap ulama sepuh ini demi mencegah malapetaka yang lebih dahsyatlagi daripada gelombang tsunami. "Jika salah satu berbuat zalim, maka seluruh umat akan terkena azab Allah," ujarnya. Rombongan meninggalkan PN Jaksel pada pukul 10.07 WIB, sambil membentangkan spanduk bertuliskan "Bebaskan Abu Bakar Ba'asyir" ,"Stop Intervensi AS", "Kejaksaan bersama kami atau AS", "AS jangan obok-obok pengadilan Indonesia."Badriah-Tempo
Iklan
