Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tambang Pasir Besi Percepat Abrasi Pantai Jepara  

Editor

Harun Mahbub

image-gnews
Pantai Tanjung Gelam, Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah. DOK/TEMPO/Agung Pambudhy
Pantai Tanjung Gelam, Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah. DOK/TEMPO/Agung Pambudhy
Iklan

TEMPO.CO, Semarang - Pakar hidrologi dari Universitas Katolik Sugijapranata Semarang Budi Santosa menilai pertambangan pasir besi yang rencananya akan dilakukan di kawasan pesisir pantai di Kecamatan Donorejo, Kabupaten Jepara, rawan terhadap abrasi. Pertambangan itu akan mempercepat proses pengikisan pantai yang terdorong gelombang laut. "Arus laut yang bersifat merusak dan dapat disebabkan oleh faktor manusia, yakni antropogenik," jelasnya, Kamis, 3 April 2014.

Ia menjelaskan faktor antropogenik merupakan proses geomorfologi akibat aktivitas manusia seperti pertambangan pasir besi yang hendak dilakukan oleh PT Alam Mineral Lestari. Kegiatan itu dinilai mengganggu stabilitas lingkungan pantai, khususnya gangguan terhadap lingkungan sekitar pantai. "Misalnya reklamasi, pembabatan hutan bakau untuk tambak termasuk pertambangan," kata Budi.

Penambangan pasir besi di sepanjang pantai Jepara tepatnya di Desa Bandungharjo, Banyumanis, dan Ujungwatu, Kecamatan Donorejo, merupakan kegiatan antropogenik yang menjadi faktor paling dominan dalam perubahan garis pantai. (Baca: Langganan Banjir, tapi Tolak Relokasi)

Menurut Budi, dampak yang diakibatkan oleh abrasi ini akan menyempitkan pantai. "Bila tidak diatasi lama-kelamaan daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam," katanya.

Ia khawatir dampak yang terjadi pantai selama ini indah dan menjadi tujuan wisata menjadi rusak. Termasuk permukiman warga serta tambak yang terancam tergerus hingga menjadi laut. Padahal kawasan pantai di Kecamatan Donorejo itu, selama ini menjadi kawasan yang banyak menyimpan potensi kekayaan alam dan perlu untuk dipertahankan.

Catatan penelitian yang dilakukan menunjukkan infrastruktur dan permukiman di kawasan pantai yang terancam bahaya abrasi terjadi di Pantai Bandungharjo, Banyumanis, dan Ujungwatu. Analisis yang ia sampaikan itu berdasarkan karakteristik gelombang di pantai utara Jawa yang sering menimbulkan akresi atau penumpukan pasir di daerah pantai, bila ada bangunan atau struktur yang menonjol di kawasan pantai.

Hasil kajian Budi Santoso itu membantah analisis mengenai dampak lingkungan yang dikeluarkan PT Alam Mineral Lestari. "Kajian Amdal menjelaskan dampak abrasi telah terbaca, namun saya tidak melihat treatment atau antisipasi yang akan dilakukan perusahaan itu," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Forum Nelayan Pantai Utara Jepara Nur Hadi, menyatakan dukungan terhadap analisis pakar itu. Ia yang sejak awal menolak penambangan pasir besi menyatakan agar analisa itu bisa mejadi pertimbangan pembatalan penambangan. "Analisa pakar itu menjadi pencerahan bagi pemerintah daerah dan pejabat yang memberikan izin pertambangan," katanya.

Menurut dia, izin usaha pertambangan pasir besi telah dikeluarkan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kabupaten Jepara sejak tahun 2013. Ia bersama nelayan tiga desa yang ketempatan sebagai daerah penambangan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara di Semarang. "Kami menyayangkan sikap pemerintah Jepara yang telah mengeluarkan izin penambangan pasir untuk PT Alam Mineral Lestari," katanya.

Penolakan itu bukan kali ini saja, pada tahun 2012 nelayan setempat juga menolak rencana penambangan pasir besi oleh PT Pasir Rantai Mas dan CV Guci Mas Nusantara. Dengan lahan ekplorasi di Kecamatan Kembang, Keling, dan Donorojo seluas 687 hektare. (Baca: Greenpeace Indonesia Susun Peta Pemulihan Laut)

EDI FAISOL

Terpopuler
FIFA Larang Barcelona Membeli Pemain

Saran Arifin Putra buat Fan The Raid di Malaysia

SBY Turun Tangan Selesaikan Bandara Ahmad Yani

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

12 Desember 2023

Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, yang ditanami bibit bakau pada Selasa, 12 Desember 2023 (Dok. eFishery dan Bale Mangrove)
Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

Penanaman mangrove di kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur diharapkan dapat menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan pesisir.


Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

31 Oktober 2023

Rumah seorang warga Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, pesisir Karawang hancur setelah dihantam ombak dan abrasi. TEMPO/Hisyam Luthfiana
Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java membantu sekelompok masyarakat pesisir Karawang membuat daratan dan menyelamatkan desa dari abrasi


Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

19 Juli 2023

Pantai Manula, Bengkulu. Traveling. Com
Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

Kementerian PUPR tengah membangun pengaman pantai di Provinsi Bengkulu.


Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

18 Juni 2023

Seorang nelayan Suku Laut Kojong Lingga melaut di pesisir merek ayang terancam tambang pasir. Foto: Yogi Eka Sahputra
Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

Para nelayan ramai menolak kebijakan ekspor pasir laut karena sejumlah alasannya. Mereka juga lakukan unjuk rasa untuk ungkapkan aspirasinya


Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

31 Mei 2023

Sekelompok bulung pelikan berkumpul di pasir timbul Ngurtavur, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, Selasa, 25 Oktober 2022. Ngurtavur adalah pasir timbul yang muncul setiap terjadi air laut surut jauh atau warga setempat menyebutnya meti, sehingga berbentuk seperti pulau kecil yang dijadikan persinggahan burung pelikan dari Australia dan juga objek wisata terkenal di Maluku Tenggara. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ekspor pasir laut tidak merusak lingkungan karena ada GPS atau teknologi lainnya. Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi buka suara atas pernyataan Luhut tersebut.


Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

20 Mei 2023

Ilustrasi kelopak mata. Foto: Unsplash.com/Jesper Brouwers
Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

Kornea mengandung banyak ujung saraf sehingga goresan kecil pun bisa terasa sangat tidak nyaman dan menyakitkan.


Besok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir

5 Januari 2023

Suasana jalan yang terendam limpasan air laut ke daratan atau rob di Pelabuhan Muara Baru Jakarta, Rabu 28 Desember 2022. BMKG memprediksi pesisir di 21 daerah  Indonesia terancam banjir rob hingga awal Januari 2023 akibat peningkatan ketinggian pasang air laut. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Besok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir

BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada potensi banjir rob di beberapa wilayah Indonesia saat bulan purnama pada Jumat, 6 Januari 2023.


Cuaca Ekstrem di Lombok, Area Wisata Alami Abrasi Hingga Kapal Cepat Tak Beroperasi

26 Desember 2022

Wisatawan asing membawa papan surfing di pinggiran pantai wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu 14 Desember 2022. Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2023 wisatawan asing mulai ramai mengunjungi destinasi wisata Gili Trawangan.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Cuaca Ekstrem di Lombok, Area Wisata Alami Abrasi Hingga Kapal Cepat Tak Beroperasi

Beberapa hari belakangan, Lombok diguyur hujan deras sebagai dampak cuaca ekstrem.


Fakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan

19 Juni 2022

Atap rumah yang hanyut akibat fenomena abrasi di pesisir Pantai Boulevard, Kecamatan Kepulauan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Istimewa
Fakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan

Fenomena abrasi baru-baru ini terjadi di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Tampak air laut menghantam rumah--rumah warga dan menyeretnya ke laut. Lantas, mengapa abrasi bisa terjadi dan bagaimana cara menanggulanginya?


Abrasi di Amurang Minahasa, Peneliti BRIN Sebut Sejumlah Faktor Penyebab

18 Juni 2022

Kondisi di sekitar Pantai Boulevard, Teluk Amurang, Minahasa Selatan, pasca-abrasi yang terjadi pada Rabu, 15 Juni 2022. (ANTARA/HO-BRIN)
Abrasi di Amurang Minahasa, Peneliti BRIN Sebut Sejumlah Faktor Penyebab

Sejumlah faktor diduga sebagai penyebab abrasi atau longsoran di Pantai Boulevard Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, 15 Juni lalu.