TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pers Bagir Manan meminta sejumlah pemilik media untuk menghormati etika jurnalistik. Alasannya, kata dia, para pemilik yang terjun ke dunia politik menggunakan medianya sebagai sarana mengampanyekan diri.
"Dengan menghormati kode etik jurnalistik berarti mereka ikut menjaga pers yang sehat," kata Bagir seusai acara Menakar Independensi dan Netralitas Jurnalisme dan Media Indonesia di gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu, 26 Maret 2014. (Baca: Dewan Pers Kritik Pemberitaan Pemilu)
Bagir menyatakan para pemilik media berhak mendapatkan manfaat dari medianya. Asalkan penggunaannya proporsional bagi orang lain. "Apa itu proporsional? Artinya, dalam batas yang wajar dan dimengerti publik," kata mantan Ketua Mahkamah Agung itu.
Namun, kata Bagir, Dewan Pers tidak akan membuat regulasi agar independensi media tetap terjaga. Karena sudah ada Undang-Undang Pers. "UU ini sudah mengatur prinsip-prinsip itu, independensi, keberimbangan, dan sebagainya," ujar Bagir.
Hasil penelitian Masyarakat Peduli Media menunjukkan adanya keberpihakan media terhadap pemiliknya. Peneliti dari Masyarakat Peduli Media, Muzayin Nazaruddin, memberikan dua contoh media televisi yang berpihak ke pemiliknya, yakni TV One dan Metro TV. (Baca: Soal Berita Pemilu, Dewan Pers Soroti Empat Stasiun TV)
TV One, kata Muzayin, lebih banyak menyiarkan Partai Golkar dan Aburizal Bakrie dibanding partai dan calon presiden lainnya. "Demikian pula Metro TV yang lebih banyak menampilkan Surya Paloh dan narasumber dari Partai Nasional Demokrat," ujarnya.
SINGGIH SOARES
Terpopuler
Puing MH370 Ada di Celah Gunung Api Bawah Laut
Sayap PKS Tolak Ahok Jadi Gubernur
2 Kemungkinan Penyebab Jatuhnya MH370