TEMPO.CO, Padang - Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Padang, Sumatera Barat, menetapkan pasangan inkumben Mahyeldi Ansharullah dan Emzalmi sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang terpilih periode 2014-2019. Pasangan itu meraih 148.864 suara.
"Mahyeldi Ansharullah dan Emzalmi ditetapkan sebagai pasangan calon wali kota dan wakil wali kota terpilih dengan perolehan 50,29 persen dari suara sah," ujar Ketua KPUD Padang Alison dalam rapat pleno, Rabu, 12 Maret 2014.
Adapun pesaing mereka, Desri Ayunda dan James Hellyward, hanya mengumpulkan 147.166 suara atau 49,71 persen. Padahal pasangan independen yang didukung PDI Perjuangan, Partai Demokrat, dan Partai Golkar ini menang di hampir seluruh kecamatan di Kota Padang. Pasangan itu unggul di tujuh kecamatan, sedangkan sisanya empat kecamatan diraih pasangan Mahyeldi-Emzalmi.
Ketua Tim Optimalisasi Kemenangan Desri-James, Mazhar Putra, menolak hasil rapat pleno penghitungan suara KPUD Padang tersebut. "Bukan karena kami kalah, tapi ada indikasi kecurangan," ujar Mazar.
Mazar mencontohkan undangan pemilih (C6) yang tak diberikan kepada masyarakat di beberapa tempat pemungutan suara (TPS). Selain itu, banyak pemilih yang menggunakan KTP tanpa kartu keluarga. "Ada ribuan pemilih pindahan yang seharusnya tak berhak memilih," ujarnya.
Mazar akan melaporkan kecurangan-kecurangan itu ke Mahkamah Konstitusi dalam waktu tiga hari ini. Sebab, kata dia, kecurangan-kecurangan itu terjadi secara sistematis dan masif.
Ketua KPUD Padang Alison membantah pernyataan Mazar. Menurut Alison, tidak ada bukti kuat dugaan pelanggaran di tingkat panita pemungutan suara (PPS) dan panitia pemilihan kecamatan (PPK). "Untuk menghadapi gugatan ke MK, kita akan menyiapkan dokumen-dokumen pendukung," ujarnya.
Menurut Alison, jika ada gugatan, otomatis proses pelantikan juga tertunda. Awalnya pelantikan direncanakan pada awal atau pertengahan April. "Tapi kami tunggu dalam tiga hari gugatannya itu," ujarnya.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kota Padang Nurlina mengaku telah menerima 21 laporan pelanggaran dari pasangan Desri-James. Di antaranya kecurangan pada saat di TPS, dugaan politik uang, kampnye pada masa tenang, dan kartu C6 yang tak disampaikan kepada pemilih. "Kita sedang melakukan verifikasi terhadap laporan-laporan itu," ujarnya.
Partisipasi masyarakat dalam pilkada Padang putaran kedua pada 5 Maret 2014 lalu terbilang rendah, yakni hanya 300.227 pemilih atau 53,6 persen. Padahal pada putaran pertama, 30 Oktober 2013, mencapai 57,7 persen partisipasi pemilih.
ANDRI EL FARUQI