TEMPO.CO, Malang - Pemerintah Kota Batu, Malang, berencana merenovasi 1.000 rumah warga miskin yang tak layak huni dan tak memenuhi unsur rumah sehat. Pemerintah menggelontorkan dana Rp 10 miliar untuk perbaikan rumah, bekerja sama dengan TNI. "Setiap rumah dianggarkan Rp 10 juta," kata Kepala Bagian Kesejahteraan Pemerintah Kota Batu, Teguh Wijayanto, Selasa, 11 Maret 2103.
Alokasi anggaran renovasi warga miskin naik empat kali lipat dibanding tahun lalu. Pada 2013, anggaran Rp 2,5 miliar digunakan untuk perbaikan 250 rumah. Program renovasi rumah, kata dia, dibantu personel dari Divisi Infanteri II Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Kerja sama ini tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Wali Kota Batu Eddy Rumpoko dan Panglima Divisi Infanteri II Kostrad Mayor Jenderal Agus Kriswanto.
Kostrad, kata Agus, menyediakan personel yang terlatih memperbaiki rumah penduduk. Sedangkan Pemerintah Kota Batu menyediakan dana atau material perbaikan rumah. Warga setempat juga ikut bergotong royong untuk memperbaiki rumah. "Warga setempat terlibat langsung dalam perbaikan rumah," katanya.
Sebelum rumah dibangun, sejumlah petugas diturunkan ke lapangan untuk memverifikasi rumah yang direnovasi. Sedangkan pengajuan perbaikan rumah dilakukan oleh ketua RT/RW setempat. Hanya rumah warga miskin yang diperbaiki.
Selain direnovasi agar layak menjadi rumah tinggal, bentuk bangunan harus memperhatikan faktor kesehatan. Misalnya, menyediakan ventilasi yang bagus untuk sirkulasi udara dan sinar matahari. Dengan begitu, kesehatan pemilik rumah terjaga.
Dalam sebulan terakhir, total 24 rumah telah direnovasi. Rumah-rumah ini berada di wilayah Kecamatan Junrejo dan Bumiaji. Kecamatan Junrejo mengusulkan 344 rumah, Bumiaji 427 rumah, sementara Kota Batu 229 rumah. "Senang, diganti dinding tembok dan lantai berlapis semen," kata Slamet Cahyono, warga Giripurno, Kecamatan Bumiaji.
Sebelumnya, rumahnya berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah. Selain itu, rumahnya tak memiliki kamar mandi dan WC sehingga ia terpaksa harus berjalan ke sungai untuk mandi dan mencuci.
EKO WIDIANTO
Terpopuler