TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono punya pesan khusus bagi Presiden penggantinya nanti. Dalam jamuan makan malam dengan puluhan Pemimpin Redaksi, Senin 10 Maret 2014 di Kantor Pengusaha Chairul Tanjung, Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, SBY bicara soal jatuh bangun soal hubungan koalisi di pemerintahannya.(baca:Di Kantor Chairul Tanjung, SBY Curhat Masalah Politik)
Menurut Ketua Umum Partai Demokrat itu, meski pada 2004 mendapat suara 66,3juta dan pada 2009 mendapat 73,8 juta, tapi kekuatan partainya di parlemen hanya 21 persen. Posisi itu, menurut SBY, sangatlah tidak aman untuk menjalankan pemerintahan. Karena itu, mau tidak mau harus merajut koalisi. “ Jika tak berkoalisi, maka saya tak bisa ada disini sekarang,” ujarnya.
Meski begitu, SBY mengingatkan, yang namanya koalisi politik, di negeri mana pun bakal mengalami problematik. Tapi itu masih lebih baik ketimbang tidak ada sama sekali.
Karena itu, SBY meminta presiden mendatang harus sabar. Karena jika koalisi itu tak sejalan, bisa makan hati. “ Koalisi itu bisa makan hati, makanya harus hati-hati cari patner koalisi,” ujarnya.(baca: SBY: Belum Ada Satu pun Capres yang Aman)
Kecuali, kalau partainya bisa meraih 55 suara pemilu. Jika sudah begitu, Presidennya bisa mengisi kabinet dengan menteri yang diinginkan seperti di era Presiden Soeharto. “ Dulu dari Golkar, Teknokrat dan ABRI, “ ujarnya.
Jadi, menurut SBY, koalisi memang tak ideal, tapi much better, dibandingkan tidak ada koalisi sama sekali," kata SBY.
WMU | AW
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terpopuler
5 Akal Bulus Sejoli Pembunuh Ade Sara
Potongan Bodi Malaysia Airlines Ditemukan
Sejoli Bersaing Siksa Ade Sara
Pilot Pesawat Malaysia Airlines yang Hilang Hobi Simulasi
Ada Eks Tim Sukses Jokowi Bermain di Busway Karatan?