TEMPO.CO, Banda Aceh - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelontorkan Rp 75 miliar kepada nelayan Aceh untuk membantu pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Dana yang bersumber dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara itu diserahkan secara simbolis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo di Lampul, Banda Aceh, Sabtu, 8 Maret 2014.
Menurut Menteri Sharif, bantuan itu diberikan untuk meningkatkan produksi, mutu tangkapan, dan produktivitas nelayan dengan menerapkan teknologi penangkapan yang ramah lingkungan. "Juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan dan daya saing nelayan Aceh," ujarnya.
Bantuan yang diberikan berupa 27 unit kapal Inkamina, bantuan program perikanan tangkap untuk 130 kelompok usaha bersama, dan pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Lampulo, Banda Aceh.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan, meski Aceh dikelilingi kawasan perairan laut seluas 295 ribu kilometer persegi, pengelolaan sumber daya alam di daerah tersebut belum optimal. Potensi perikanan laut Aceh yang diperkirakan mencapai 1,8 juta ton per tahun baru bisa diproduksi 10 persen. "Tidak heran jika kehidupan nelayan Aceh banyak yang berada di bawah garis kemiskinan," kata Gubernur. Pemerintah Aceh dengan dukungan pusat juga terus mendorong produktivitas nelayan Aceh yang jumlahnya diperkirakan mencapai 65.000.
Kawasan perikanan Lampulo termasuk lokasi bisnis sangat strategis di Aceh. Dalam dua bulan terakhir, produksi ikan yang didaratkan di Lampulo mencapai 70 ton per hari dengan perputaran uang mencapai Rp 1,5 miliar per hari dan melibatkan 5.000 tenaga kerja. "Kami berencana meningkatkan peran pelabuhan ini menjadi internasional fishing port yang mampu menampung kapal perikanan berukuran di atas 100 gros ton," ujar Zaini.
ADI WARSIDI
Pilot Senior: Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines Aneh
Tersangka Pembunuh Ade Sara Tertawa Saat Diperiksa, Pengacara Bingung
Pesawat Malaysia Airlines Jatuh di Laut Vietnam?