TEMPO.CO, Tasikmalaya - Di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terdapat empat daerah rawan bencana pergerakan tanah. Data tersebut berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya.
"Ada empat, di Kampung Sukasari, Desa Sundawenang, Kecamatan Salawu; Sagobog, Kecamatan Tanjungjaya; Parungponteng; dan Cikareo, Kecamatan Manonjaya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya Wawan Setiawan, Kamis, 6 Maret 2014.
Dia menjelaskan, di wilayah Sundawenang, pemerintah daerah sudah merelokasi 58 keluarga. Warga terpaksa direlokasi karena daerah tersebut sudah tidak layak huni. (Baca juga: Relokasi Korban Pergerakan Tanah Cianjur Disiapkan)
"Kami sudah meminta Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi untuk meneliti. Hasil penelitian, tim merekomendasikan agar warga direlokasi," ujar Wawan.
Dia mengatakan pemerintah daerah sudah menyediakan lahan untuk relokasi. Selain pemerintah, BUMN dan BUMD serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menyalurkan dana bantuan untuk membangun rumah kepada warga yang direlokasi.
"Pemda yang membebaskan lahan untuk relokasi, BUMN dan BUMD membantu melalui program CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) sebesar Rp 80 juta. BNPB juga menyalurkan bantuan untuk membangun rumah Rp 20 juta per rumah," katanya.
Wawan melanjutkan, wilayah lain yang masuk kategori rawan pergerakan tanah yakni di Kampung Sagobog, Kecamatan Tanjungjaya. Sama halnya dengan di Sundawenang, BPBD meminta tim geologi menelitinya. "Kalau di sana, tim merekomendasikan alih fungsi lahan," kata Wawan.
Menurut dia, Kampung Sagobog berada di bawah lahan persawahan dan kolam ikan. "Di sana rawan pergerakan tanah karena ada air atau lahan basah. Maka kami minta warga mengeringkan lahan basah tersebut dan mengalihfungsikannya kepada tanaman keras."
Adapun pergerakan tanah di Parungponteng, menurut Wawan, tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun tim geologi tetap meminta warga mengalihfungsikan lahan. "Di atas permukiman ada lahan basah," dia menjelaskan.
Untuk pergerakan tanah di Cikareo, Kecamatan Manonjaya, kata Wawan, sebanyak sebelas rumah terancam longsor. Namun tim geologi belum merekomendasikan rumah tersebut direlokasi.
"Rekomendasi tim geologi hanya alih fungsi lahan dan mengeringkan lahan basah di sana. Ke depan bisa saja direlokasi kalau di atas tetap ada lahan basah. Sebab, bisa menyebabkan tanah terus bergerak," katanya. (Baca juga: Bagaimana Kondisi Tanah Tol Cipularang KM 72?)
Di wilayah ini, Wawan mengatakan, pemerintah desa sebenarnya sudah menyediakan lahan untuk relokasi. Namun, setelah diteliti tim ahli, lahan relokasi juga berpotensi terjadi tanah bergerak. "Kesimpulan sementara, lahan relokasi strukturnya masih sama, dimungkinkan pergerakan tanah. Lahan itu tidak dimungkinkan jadi tempat relokasi," ucapnya.
CANDRA NUGRAHA
Terpopuler:
Pelawak Jojon Tutup Usia
Jojon Pernah Jadi 'Direktur' PT Rejeki Nomplok
Jojon Meninggal, Dorce Datangi RS Premier