Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teror Meluas, SBY Diminta Turun ke Aceh

image-gnews
Kepala Divisi Administrasi Kanwil Dephukham Aceh, Samsul Bahri, SH didampingi Ketua Persiapan Partai Nasional Aceh, Irwansyah menunjukan lambang partai lokal baru saat pendaftaran ke Kanwil Dephukham Banda Aceh, Selasa (24/4). TEMPO/Adi Warsidi
Kepala Divisi Administrasi Kanwil Dephukham Aceh, Samsul Bahri, SH didampingi Ketua Persiapan Partai Nasional Aceh, Irwansyah menunjukan lambang partai lokal baru saat pendaftaran ke Kanwil Dephukham Banda Aceh, Selasa (24/4). TEMPO/Adi Warsidi
Iklan

TEMPO.CO, Banda Aceh - Partai Nasional Aceh (PNA), salah satu partai lokal di Aceh,  meminta Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan menangani kekerasan di Aceh menjelang Pemilu 2014. Hal itu disampaikan Ketua Umum PNA, Irwansyah, di Banda Aceh, Selasa, 4 Maret 2014, terkait tewasnya Faisal, kader PNA di Aceh Selatan.

Faisal ditembak dengan berondongan peluru pada Ahad malam, 2 Maret 2014 di kawasan Gunong Seumancang, Desa Ladang Tuha, Keucamatan Meukek, Aceh Selatan. Faisal adalah calon anggota legislatif (caleg) PNA.

Menurut Irwansyah, pembunuhan atas Faisal memperpanjang kasus kekerasan yang menyebabkan hilangnya nyawa terhadap kader partainya. Pembunuhan para caleg dinilai sebagai kejahatan yang luar biasa, tidak bisa diselesaikan dengan prosedur normal biasa. "Ini adalah teror yang merongrong negara dan kenyamanan masyarakat," kata Irwansyah.

Selain kepada Presiden, PNA juga meminta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan Kapolri untuk turun-tangan menangani kekerasan demi kekerasan yang terjadi kalau ingin perdamaian di Aceh tetap terjaga.

Terkait penembakan caleg PNA,  Kapolda Aceh Irjen Husein Hamidi mengatakan Kepolisian Resort Aceh Selatan masih menyelidiki  kasusnya."Kita menurunkan tim dari Polda untuk memback-up Polres menangani kasus itu,"kata Kapolda.

Tim dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia juga akan membantu penyelidikan kasus tewasnya Faisal. Kapolda Husein berjanji akan menuntaskan kasus-kasus kekerasan yang terjadi menjelang pemilihan umum.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari data Tempo, jelang Pemilu 2014 sudah tiga orang kader ataupun caleg PNA yang tewas. Kasus pertama terjadi pada 25 April 2013 yang menimpa Muhammad bin Zainal Abidin alias Cek Gu, yang ditembak mati di Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie. Dia adalah caleg untuk DPRD Pidie.

Kasus kedua menimpa Ketua DPC PNA Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, M. Juwanis, pada Kamis dinihari, 6 Februari 2014. Dia tewas dikeroyok oleh oknum yang diduga dari kader partai lokal lainnya di Aceh. Kasus terakhir adalah penembakan yang menimpa Faisal di Aceh Selatan, 2 Maret 2014.

ADI WARSIDI

Terpopuler:
PKB Yakinkan Rhoma Irama Bakal Goyang Aceh
Jokowi Jadi Jurkam di 9 Kota, Kemana Rutenya? 
Kapolda Baru Aceh Diminta Amankan Pemilu

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polda Aceh: Dua Senpi Jenis M-16 Sisa Konflik di Aceh yang Diserahkan Warga Pidie Masih Aktif

8 September 2023

Dirreskrimsus Polda Aceh Kombes Winardy, Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto, dan Kasubdit Tipidter AKBP Muliadi memperlihatkan dua senjata api jenia M-16 sisa konflik yang diserahkan tokoh maayarakat dalam konferensi pers di Polda Aceh, Kamis, 7 September 2023. Foto: PID Bidhumas Polda Aceh.
Polda Aceh: Dua Senpi Jenis M-16 Sisa Konflik di Aceh yang Diserahkan Warga Pidie Masih Aktif

Dirreskrimsus Polda Aceh, Kombes Winardy sebut 2 senpi jenis M-16 yang diserahkan warga Pidie pekan lalu masih aktif.


Jejak Darah dan Sejarah Rumoh Geudong yang Kini Dirobohkan

25 Juni 2023

Rumoh Geudong. Dok. Museum HAM Lorong Ingatan
Jejak Darah dan Sejarah Rumoh Geudong yang Kini Dirobohkan

Bukti pelanggaran HAM Berat yang terjadi di Rumoh Geudong dirobohkan. Berikut peristiwa sejarah yang terjadi di Rumah Geudong.


18 Tahun Lalu, Jurnalis Ersa Siregar Tewas dalam Konflik Bersenjata di Aceh

29 Desember 2021

Ersa Siregar. wikipedia.org
18 Tahun Lalu, Jurnalis Ersa Siregar Tewas dalam Konflik Bersenjata di Aceh

Jurnalis RCTI, Sory Ersa Siregar tewas dalam konflik bersenjata di Aceh pada 29 Desember 2003.


Kontras Tagih Komitmen Jokowi Terhadap KKR Aceh

24 Oktober 2017

Presiden Joko Widodo saat menyambut Perdana Menteri Republik Demokratik Rakyat Laos Thongloun Sisoulith di Istana Bogor, Jawa Barat, 12 Oktober 2017. TEMPO/Subekti.
Kontras Tagih Komitmen Jokowi Terhadap KKR Aceh

Jokowi diminta menerbitkan peraturan oresiden yang mendukung kerja-kerja KKR Aceh.


KKR Aceh Terbentuk, Ini Persoalan di Depan Mata

25 Agustus 2016

Pengunjuk rasa dari Gerakan Mahasiswa Peduli Hak Asasi Manusia (GMPHM) Universitas Malikussaleh melakukan aksi memperingati Hari HAM Internasional, di Lhokseumawe, Provinsi Aceh, 10 Desember 2015. Mahasiswa meminta pemerintah Aceh mengeluarkan surat keputusan (melegalkan) panitia Komisi dan Rekonsilasi (KKR) Aceh dan mendesak pemerintah Indonesia mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM berat di Aceh dan di tanah air. ANTARA FOTO
KKR Aceh Terbentuk, Ini Persoalan di Depan Mata

Nasir menjelaskan keberadaan KKR Aceh mempunyai persoalan hukum.


TNI Minta Din Minimi Dihukum  

21 Juli 2016

Pimpinan kelompok sipil bersenjata Nurdin Ismail alias Din Minimi. ANTARA/Syifa Yulinnas
TNI Minta Din Minimi Dihukum  

"Panglima TNI katakan, itu anak saya. Siapa yang membunuh TNI, harus lewati proses hukum dulu."


Pemerintah dan DPR Bahas Pemberian Amnesti Din Minimi  

21 Juli 2016

Din Minimi, Kepala Bin Sutiyoso, dan fasilitator perundingan damai Gerakan Aceh Merdeka-RI Juha Christensen di kamp Din di Aceh.(Dokumentasi Juha Christensen)
Pemerintah dan DPR Bahas Pemberian Amnesti Din Minimi  

Bambang Soesatyo menyebutkan pemberian amnesti kepada Din Minimi merupakan janji negara.


Calon Anggota Komisi Kebenaran Rekonsiliasi Aceh Jalani Uji Kelayakan dan Kepatutan  

18 Juli 2016

Ilustrasi Bendera Aceh berlambang Bulan Bintang. ANTARA/Rahmad
Calon Anggota Komisi Kebenaran Rekonsiliasi Aceh Jalani Uji Kelayakan dan Kepatutan  

Dari 21 calon yang menjalani uji kelayakan dan kepatutan, akan dipilih tujuh orang sebagai anggota Komisi Kebenaran Rekonsiliasi Aceh.


Korban Kekerasan TNI di Aceh Tuntut Jokowi Tegakkan HAM  

18 Mei 2016

dok. TEMPO/ Arie Basuki
Korban Kekerasan TNI di Aceh Tuntut Jokowi Tegakkan HAM  

KontraS Aceh mendesak pemerintah memulihkan hak-hak keluarga korban karena peristiwa itu dilakukan oleh negara.


Kelompok Bersenjata Myanmar Belajar Perdamaian ke Aceh

17 Februari 2016

Mantan petinggi juga Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar, memberikan kata sambutan dalam acara puncak peringatan 10 tahun Memorandum of Understanding Helsinki Finlandia, di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, 15 November 2015. TEMPO/Imam Sukamto
Kelompok Bersenjata Myanmar Belajar Perdamaian ke Aceh

Selama di Aceh kelompok bersenjata tersebut menemui pejabat daerah dan organisasi kemasyarakatan.