TEMPO.CO, Cirebon - Ribuan ijazah tingkat SMA dan SMK baik negeri maupun swasta di Kota Cirebon masih tertahan di sekolah. Siswa yang ijazahnya ditahan diduga masih memiliki tunggakan sehingga tak mampu menebus ijazah tersebut. Namun dugaan itu dibantah Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Anwar Sanusi. “Sekolah tidak pernah menahan ijazah siswa lulusannya,” katanya kemarin.
Menurut dia, sekolah selalu mengirim surat pemberitahuan kepada siswanya agar segera mengambil ijazah. Bahkan surat tersebut dikirim sampai tiga kali karena siswa yang bersangkutan tak juga mengambil ijazahnya. “Tunggakan tak mutlak harus dibayar. Asal siswa datang bersama orang tua dan menjelaskan ketidaksanggupan membayar, pihak sekolah akan memberikan ijazah itu,” ucap Anwar.
Anwar mengakui Ombudsman memang pernah mengirimkan surat klarifikasi mengenai banyaknya ijazah yang tertahan di sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta. Dia mengatakan pihaknya akan segera menjawab surat tersebut. Namun saat ini Dinas Pendidikan Cirebon masih mendata siswa dari sekolah mana saja yang belum mengambil ijazah. Menurut catatan sementara, sebanyak 2.845 ijazah siswa di SMA dan SMK di Kota Cirebon hingga kini masih berada di sekolah. Sedangkan total jumlah tunggakan lebih dari Rp 3 miliar.
Wakil Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno meminta Kepala Dinas Pendidikan Cirebon mendata siswa tersebut menurut nama dan alamat, termasuk mendata status orang tua mereka, apakah termasuk keluarga kaya atau miskin. “Untuk pemberian bantuan akan dibicarakan terlebih dahulu dengan Dewan. Sedangkan untuk keluarga yang mampu, kenapa mesti dibantu. Ini berarti mereka tidak bertanggung jawab,” kata Ano.
IVANSYAH