TEMPO.CO, Jakarta - Ratu ganja asal Australia, Schapelle Leigh Corby, memperoleh izin bebas bersyarat dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin pada 10 Februari 2014. Dalam tayangan salah satu stasiun televisi Australia, Channel Seven, Corby keluar dari Lapas Kerobokan dengan muka ditutup kain serta ditemani kakak iparnya, Wayan Widiarta, dan adiknya, Michael. Mereka menerobos kerumunan wartawan lokal ataupun Australia.
Sesampai di dalam mobil Lapas Kerobokan berwarna hitam, Corby menceletuk, “Saya merasa seperti sampah,” kata Corby seperti dikutip dari tayangan Sunday Night: Schapelle Corby's Release From Prison Sneak Peak pada 2 Maret 2014 pukul 20.00 waktu setempat itu. Ia pun tertawa karena berhasil melewati kerumunan wartawan. “Drama yang indah, hu-hu-hu..." ucapnya sambil berseru.
Perempuan asal Queensland yang ketahuan membawa ganja seberat 4,1 kilogram di Bandara Ngurah Rai Bali pada 2004 itu langsung menuju vila mewah Sentosa di Seminyak, Kuta. Di sana, kakak perempuannya, Mercedes Corby, dan anggota keluarganya yang lain sudah menanti.(Baca : Corby Muncul di Channel Seven Australia )
Sebelumnya, ramai diberitakan Corby mendapat Aus$ 2 juta atau sekitar Rp 20,7 miliar saat menerima wawancara eksklusif dari Channel Seven. Belakangan, melalui The Australian, Direktur Komersial Channel Seven Bruce McWilliams mengatakan mereka hanya menawari Corby tak sampai Aus$ 1 juta untuk wawancara tersebut. Itu pun, kata McWilliams, mencakup wawancara untuk program Sunday Night dan majalah mingguan New Idea.
Pembebasan bersyarat Corby sendiri hingga kini masih menyisakan polemik di dalam negeri. Pembebasan itu dianggap sebagai ketakseriusan pemerintah dalam memerangi peredaran narkoba.
LINDA TRIANITA
Berita Terpopuler
Kekurangan Wali Kota Risma Versi Survei Unibraw
Mega Putuskan Jokowi Capres Sejak Dua Pekan Lalu?
Pengamat: Bambang DH Tak Layak Jadi Wagub DKI
Bahaya Masyarakat Kelas Menengah Versi Dahlan