TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementarian Agama Anggito Abimanyu pagi tadi menyerahkan sejumlah dokumen pada Rektor UGM Pratikno. Dokumen berupa hard copy dan soft copy yang diserahkan dosen yang yang beberapa waktu lalu mengundurkan diri dari Universitas Gajah Mada itu berkaitan dengan referensi tulisan dan catatan rekam jejak dalam menangani isu asuransi bencana.
"Penyerahan berkas murni inisiatif Anggito," kata dosen UGM, Poppy Ismalina, saat dihubungi, Jumat, 21 Februari 2014. (Lihat juga: Anggito Akan Buktikan Tulisannya Bukan Plagiat)
Menurut Poppy, dokumen diberikan Anggito untuk memudahkan rektorat melakukan penyelidikan atas dugaan plagiarisme yang dilakukan Anggito dalam tulisannya berjudul Gagasan Asuransi Bencana. Tulisan dalam bentuk opini yang dimuat harian Kompas tanggal 10 Februari 2014 ini disebut mirip dengan tulisan Hotbonar Sinaga di media yang sama pada 21 Juli 2006.
Penyerahahan dokumen, kata Poppy, juga tak berhubungan dengan pengunduran diri Anggito. Dia menyatakan Anggito menyerahkan sepenuhnya keputusan pengunduran dirinya. “Dokumen ini hanya memperlancar proses, tak ada bela diri, tak ada intensi untuk membuktikan tak bersalah.” Anggito, kata Poppy, sangat menghargai prosedur dan menghormati UGM sebagai institusi.
Setelah mengundurkan diri dari UGM, Anggito telah menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan dengan tulisannya. Ia pun menyatakan tulisan opini itu ia kirim sendiri ke Kompas dan tidak melalui asistennya atau orang lain. (Dituding Plagiarisme, Anggito Mundur dari UGM)
Kini Anggito menyerahkan sepenuhnya kasus ini pada UGM. Anggito pun, kata Poppy, siap menerima apa pun keputusan yang akan diambil senat UGM terkait surat pengunduran dirinya. “Kalau diminta kembali mengajar, Pak Anggito juga siap dan patuh mengikuti perintah.”
IRA GUSLINA SUFA
Terkait:
Rektor UGM: Anggito Peduli Kegiatan Mahasiswa
Damardjati Supadjar Gemar Mengoleksi Lampu
8 Kasus Plagiat yang Menghebohkan Indonesia
Anggito Abimanyu Pernah Kecewa pada Yudhoyono