TEMPO.CO, Bandung - Ratusan warga Kampung Cigedogan, Desa Mekarmulya, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, hingga saat ini masih tinggal di tempat pengungsian. Mereka diungsikan setelah permukiman tertutup longsor akibat pergerakan tanah yang terjadi sebulan terakhir.
Warga belum ada yang diperbolehkan kembali ke perkampungan karena lokasinya sudah tidak layak huni. "Kami sedang mengusahakan lahan untuk relokasi warga karena lahan milik mereka sudah tidak layak ditinggali," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur Asep Suhara di Cianjur, Senin 17 Februari 2014.
Selain itu, kata Asep, para petani di kampung tersebut yang sawahnya rusak akibat longsor beberapa waktu lalu mengharapkan bantuan untuk dapat mengolah sawah mereka kembali. "Mereka hanya mengandalkan mata pencaharian dari bertani," kata Asep.
Jajang, 40 tahun, petani setempat, mengatakan saat ini ia dan petani lain mengharapkan adanya bantuan dari Pemerintah Kabupaten Cianjur agar bisa kembali mengolah sawah. "Kami memohon segera ada bantuan untuk bisa melanjutkan mengolah sawah. Karena kami hanya mengandalkan perekonomian keluarga dari bertani," kata Jajang.
Menurut dia, saat ini bantuan dari Pemkab untuk para petani belum ada. Bantuan baru berupa logistik yang diterima warga. "Seharusnya Pemkab juga dapat memberikan bantuan kepada para petani, seperti bibit dan perbaikan irigasi, serta relokasi untuk lokasi pesawahan," ujarnya.
Baca Juga:
Jajang mengaku khawatir dengan tidak adanya bantuan Pemkab untuk para petani yang sawahnya rusak terbawa longsor. "Jika tidak ada bantuan, kami tidak akan punya bekal untuk biaya hidup. Hanya sawah yang menjadi andalan kami untuk bisa membiayai keluarga," kata Usep.
Hingga saat ini ratusan hektare lahan persawahan milik warga di Kampung Cigedogan masih tertutup material longsor. Akibatnya, ratusan warga setempat yang bermata pencaharian sebagai petani tidak dapat menikmati hasil panen mereka.
DEDEN ABDUL AZIZ