TEMPO.CO, SERANG- Aktivitas Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda meningkat sepanjang Sabtu, 15 Februari 2014. Gempa vulkanik tercatat 212 kali terjadi sehingga status gunung ini masih dinyatakan waspada level 2.
"Kami meminta masyarakat pesisir Banten tenang, karena kegempaan itu tidak menimbulkan gelombang tsunami," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Anton S. Pambudi, Sabtu, 15 Februari 2014
Ia menjelaskan aktivitas kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau yang terpantau Sabtu ini terdiri atas 3 kali gempa vulkanik dalam, 177 kali gempa vulkanik dangkal, dan 32 kali embusan. Gunung Anak Krakatau diselimuti kabut tebal akibat aktivitas tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Jawa Barat, mengingatkan nelayan ataupun warga dilarang mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau karena sangat membahayakan. "Kami hanya memberikan rekomendasi 1,5 kilometer dari titik gunung berapi itu," kata Anton.
Menurut dia, batu-batu pijar yang terlontar dari Anak Krakatau bisa berakibat fatal bagi penduduk yang terkena. Suhu batu pijar tersebut antara 600 dan 800 derajat Celcius.
Sejauh ini, aktivitas kegempaan vulkanik Anak Krakatau masih normal."Saya kira kegempaan vulkanik dalam dan dangkal dan embusan relatif normal dan dinyatakan status waspada level 2," jelasnya.
WDA | ANT
Berita tentang Kelud
Seloroh Busyro Perihal Debu Kelud dan Koruptor
Kisah Penumpang Citilink Saat Kelud Meletus
Kelud Meletus, Pemesanan Paket Wisata Banyak Batal
BNPB: Abu Kelud Keluar dari Jawa dan Sumatera