TEMPO.CO, Pekanbaru - Seekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) kembali ditemukan mati di Riau. Bangkai induk gajah berumur 30 tahun itu ditemukan warga di Desa Tasik Serai, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, tepatnya di area konsesi perusahaan hutan tanam industri PT Arara Abadi.
"Begitu dapat informasi, tim identifikasi langsung turun ke lokasi," kata Humas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau Zanir saat dihubungi Tempo, Jumat, 7 Februari 2014.
Zanir menduga gajah itu mati sejak sepuluh hari lalu. Belum diketatahui penyebab kematiannya. Tim identifikasi BKSDA, menurut Zanir, tengah melakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian gajah.
Penemuan tersebut menambah daftar panjang kematian gajah di Riau. Dalam tiga bulan terakhir, sudah tiga gajah ditemukan mati diduga diracun. Sebelumnya, seekor gajah ditemukan mati di Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, pada 24 Desember 2013. Sepekan berikutnya, 1 Januari 2014, seekor gajah mati di Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, setelah dievakuasi dari Kabupaten Rokan Hulu.
Juru bicara Word Wide Fund (WWF) Riau, Syamsidar, menyayangkan kematian gajah tersebut. Menurut dia, habitat gajah di Riau sebenarnya sudah dalam kondisi kritis. Kematian gajah akan terus terjadi jika tidak ada tindakan tegas dari pemerintah.
Menurut Syamsidar, lemahnya penegakan hukum membuat kasus kematian gajah terus terjadi. Bahkan sejak 2004, hampir 100 kasus kematian gajah ada di Riau. Namun belum ada seorang pun yang dibawa sampai ke pengadilan untuk dimintai pertanggungjawabannya secara hukum.
"Kami sangat berharap adanya tindakan tegas dari aparat penegak hukum agar kasus kematian gajah tidak terulang lagi," kata Syamsidar.
RIYAN NOFITRA