TEMPO.CO, Jakarta - Polisi berpakaian preman terlihat berjaga-jaga di sekitar perpustakaan C-20, lokasi yang semula hendak digelar acara diskusi bedah buku karya Harry A. Poeze. Menurut panitia penyelenggara, PhD Yuli, sejak perpustakaan didatangi oleh beberapa pihak berwajib Kamis siang, beberapa anggota kepolisian berpakaian preman berseliweran beberapa kali di depan perpustakaan.
Yuli terkejut ketika Jumat pagi polisi, yang mungkin berasal dari polsek dan polrestabes, mendatangi kembali perpustakaan. Menurut dia, hal ini terkait dengan akan diadakannya acara bedah buku pukul 18.30 di perpustakaan C-20.
Beberapa orang panitia membenarkan apa yang disampaikan oleh Yuli. Anita, seorang relawan, mengatakan masih ada beberapa polisi yang mengawasi perpustakaan. Dirinya sebetulnya takut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan acara bedah buku tersebut. (Baca: Diskusi Tan Malaka di Kampus Berlangsung Lancar )
Menurut pantauan Tempo, ketika hendak meninggalkan perpustakaan C-20 di Jalan Doktor Cipto Nomor 20, tiga orang berjalan memasuki perpustakaan dan salah satunya berpakaian seragam. Acara bedah buku tersebut dibatalkan oleh pihak penyelenggara atas saran pihak polrestabes karena dianggap mengganggu ketertiban. Hal ini berhubungan dari pernyataan organisasi massa Islam di Jawa Timur yang menamakan diri Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB). Organisasi ini mengancam membubarkan secara paksa jika diskusi tetap dilakukan. (Baca: Diskusi Buku Tan Malaka Diganggu Ormas di Surabaya )
Kepala Bagian Humas Polrestabes Komisaris Suparti mengatakan belum mendengar kabar mengenai aktivitas semacam itu. Jika memang ada ancaman terkait dengan acara yang akan digelar, biasanya dirinya mendapat laporan terlebih dulu. “Besok saya akan ceknya di intel seperti apa,” kata Suparti, Jumat, 7 Februari 2014.
EDWIN FAJERIAL
Berita Terpopuler
KPK Minta Pendaftar Haji Tak Perlu Setor Uang
Aksi Heroik Asal Mula Nama KRI Usman Harun
Menko Djoko: Singapura Harusnya Tak Intervensi
Dosa-dosa Adnan Buyung Menurut Andi Arief