TEMPO.CO, Jakarta - Joop Ave, mantan Menteri Pariwisata di era Presiden Soeharto tutup usia di Rumah Sakit Mount Elisabeth, Singapura, Rabu, 5 Februari 2014. Joop Ave dirawat di rumah sakit itu karena menderita komplikasi.
"Ini adalah suatu kehilangan besar untuk bangsa kita," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, seperti dikutip Antara.
Bagi Mari Elka Pangestu, sosok Joop Ave adalah seorang tokoh luar biasa yang membuka jalan bagi perkembangan pariwisata Indonesia. "Beliau memang sangat layak untuk dikatakan sebagai Bapak Pariwisata Indonesia," katanya.
Menurut Mari, Joop-lah yang sudah membuat citra pariwisata Indonesia baik di mata dunia internasional.
Bagi kementeriannya sendiri, Joop dianggap sangat berjasa karena telah mampu menciptakan banyak hal, termasuk standar hospitality dalam penyambutan tamu. "Berkas-berkas beliau di kantor menjadi bukti keluarbiasaan itu. Latar belakang sebagai protokoler Istana membuat beliau begitu detail dalam menyiapkan sesuatu. Misalnya saja dalam setiap ada kunjungan kenegaraan, diterbitkan prangko," katanya.
Joop juga dinilainya sangat berjasa dalam hal meletakkan pendidikan kepariwisataan di lingkungan sumber daya manusia (SDM) kementerian yang pernah dipimpinnya.
Joop Ave yang lahir di Yogyakarta pada 5 Desember 1934 itu pernah menjadi Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi pada masa Kabinet Pembangunan VI.
Joop juga tercatat aktif selama 20 tahun di bidang keprotokolan dan merupakan mantan Direktur Jenderal Pariwisata (1982) yang menguasai tiga bahasa asing, yaitu bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman. Joop Ave pernah menjabat Kepala Rumah Tangga Istana Kepresidenan periode 1972-1978.
Sebelum diangkat menjadi Dirjen Pariwisata, ia menjabat Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri periode 1978-1982.
Selain menjabat dalam birokrasi, ia juga pernah menjabat Ketua ASEAN Sub-Committee on Tourism (1983-1986) dan Dewan Direktur PATA (1984-1986).
WDA | ANT