TEMPO.CO , Karanganyar: Selain kaos mantan Presiden Soeharto yang dibuat masyarakat, Koperasi Serba Usaha Giribangun juga memproduksi kaos Soeharto. Ada tiga kaos Soeharto produksi KSU Giribangun yang hanya dijual di Astana Giribangun.
Pertama kaos berwana dasar biru dengan sketsa Pak Harto dari samping. Kepalanya menunduk dan tangan kanannya memegang dahi. Di bawahnya ada tulisan "Tak tinggal kok malah rekoso" atau "Saya tinggal kok malah susah". "Harganya Rp 40 ribu," ujar karyawan KSU, Sarwanti, ketika ditemui di kios koperasi di Astana Giribangun, Rabu, 29 Januari 2014.
Lalu kaos bergambar Pak Harto memakai kemeja biru sambil tersenyum. Ada tulisan "Ngulurug tanpa bala, Sugih ora nyimpen" atau "Menyerang tanpa pasukan, Kaya tanpa menyimpan harta" dan "Sekti tanpa maguru, Menang tanpa ngasorake" atau "Sakti tanpa berguru, Unggul tanpa mengalahkan".
Dan terakhir kaos dengan warna dasar hitam dengan lambang Astana Giribangun di bagian tengah. Kedua kaos tersebut masing-masing dijual Rp 45 ribu. "Di tempat lain tidak ada. Hanya dijual di sini," katanya. (Baca: 3 Desain Kaos Soeharto versi Astana Giribangun)
Kaos bergambar Presiden Soeharto sempat menjadi perhatian khalayak beberapa waktu lalu. Sebab, di kaos tersebut tertulis pernyataan yang menyebut zaman pemerintahan Soeharto lebih baik dibanding saat ini. Gambar paling sering muncul adalah foto Soeharto setengah badan dengan wajah tersenyum lebar dan tangan kanannya memberi salam. Di samping gambar tersebut diselipkan kata-kata berbahasa Jawa: "Piye Kabare? Jik Penak Jamanku to? (Bagaimana Kabarnya? Masih Enak Zamanku, kan?)". Liputan selengkapnya kaos Soeharto klk di sini.
Pada 23 Januari lalu, calon Presiden dari Partai Golkar Aburizal Bakrie mengklaim munculnya kaus yang bergambar Presiden Soeharto menandai keinginan masyarakat agar calon presiden dari Partai Golkar memenangkan pemilihan presiden 2014. Meski begitu, Ical membantah kaus yang banyak beredar di pasar-pasar tradisional itu buatan kader partainya.
Soeharto meninggal di Jakarta pada 27 Januari 2008. Jenazah kemudian dimakamkan di Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar, sekitar 30 kilometer di timur Surakarta. Sebelumnya Siti Hartinah Soeharto atau Ibu Tien juga dimakamkan di tempat yang sama pada April 1996.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita lain:
Kaitkan Golkar dengan Soeharto, Ical Blunder
Golkar Bantah Berkoalisi karena Jokowi Unggul
Alasan Golkar Ingin Berkoalisi dengan Partai Lain
Bagaimana Teknik Survei Internal Golkar
Wawancara Dave Morin: Bakrie Tak Memiliki Path