TEMPO.CO, Yogyakarta - Alit Ambara, seniman poster asal Yogyakarta, menilai fenomena kemunculan gambar Presiden Soeharto merupakan upaya terencana untuk menghapus dosa-dosa penguasa Orde Baru itu. "Ini betul-betul didesain secara serius," kata dia, Senin 27 Januari 2014.
Sejak beberapa bulan lalu, gambar Soeharto mulai bermunculan. Yang paling sering ditemui adalah foto Soeharto setengah badan tersenyum dan melambaikan tangan kanan seolah menyapa dan memberi salam. Gambar itu disertai kalimat "Piye Kabare? Penak Jamanku to?" yang berarti "Bagaimana Kabarnya? Enak Zamanku kan?). Gambar itu biasa muncul di kaus, dalam bentuk poster, stiker, hingga bak truk.
Sekilas gambar dan poster Soeharto itu terkesan dibuat seadanya. Asal-asalan. Namun, justru itulah kekuatan poster ini, ringan dan sederhana sehingga dengan mudahnya menyebar dan populer di masyarakat. "Distribusinya (pun) sangat massif," kata perupa kelahiran Singaraja tahun 1971 itu.
Dalam rapat koordinasi pemenangan pemilu di kantor pusatnya, Kamis, 23 Januari 2013 lalu, Ketua Umum Golkar Abu Rizal Bakrie mengklaim munculnya kaus bergambar Soeharto menandai keinginan masyarakat pada calon presiden dari Golkar. Di bawah kepemimpinan Soeharto, kata dia, Golkar telah memberikan kontribusi yang besar bagi rakyat Indonesia. Meski demikian, dia membantah kaos yang banyak beredar di pasar-pasar tradisional itu buatan dari kader partainya.(baca: Aburizal Bangga Beredar Kaos Pak Harto)
Menurut dia, klaim Bakrie itu keliru. Keberadaan poster itu sama sekali tak mencerminkan keinginan masyarakat kembalinya Orde Baru. Sebaliknya, poster itu hanya dinilai sebagai lelucon. "Yang buat paling simpatisan Soeharto atau kroni Orde Baru," kata Alit menduga perancang gambar Soeharto. (baca:Ical Berpasangan dengan Titiek Soeharto?)
ANANG ZAKARIA
Berita terkait
Aburizal Bakrie sedang Mencari Wapres untuk 2014
Klaim Ical Soal Pak Harto dan Golkar Berlebihan
Golkar: Ical Nyapres Akan Gunakan Spirit Soeharto
Ical Berpasangan dengan Titiek Soeharto?