TEMPO.CO, Semarang - Bencana banjir di beberapa wilayah di Pati, Kudus, Grobogan, dan Demak mengakibatkan warga Semarang mengalami kesulitan untuk melayat Ketua Umum Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Haji Ahmad Sahal Mahfudz.
Tak hanya warga biasa, para wartawan dari Semarang yang hendak meliput ke Pati juga terhambat banjir. Wartawan Jakarta Post Herdjoko mengatakan sudah berangkat dari rumahnya untuk meliput di kediaman almarhum Sahal Mahfudz di Kajen, Kabupaten Pati. “Tapi mau keluar dari Demak dan masuk ke Kudus sudah tak bisa karena jalan raya tidak bisa dilalui karena banjir,” kata Herdjoko kepada Tempo, Jumat, 24 Januari 2014.
Herdjoko mengatakan akan ke Pati melewati Grobogan. Namun, dia mendapatkan informasi bahwa jalur tersebut juga terjadi banjir. “Daripada muter-muter, belum tentu bisa sampai ke pemakaman,” ujarnya.
Sorang warga Semarang, Heri Santoso, juga tidak bisa melayat. Heri sudah sampai di dekat Terminal Kudus, tapi perjalanannya terhambat. “Jalan tidak bisa dilalui,” ucapnya.
Heri berusaha ke Pati melalui jalur Jepara. Tapi ternyata di Welahan, Jepara, juga masih banjir. “Banjir setinggi kaca spion mobil Toyota Avanza,” tuturnya.
Kiai Sahal Mahfudz meninggal dunia Jumat dinihari, 24 Januari 2014, pukul 01.05 WIB di kediamannya, Komplek Pesantren Maslakhul Huda, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah. Almarhum akan dimakamkan hari ini pukul 09.00 WIB di kompleks pemakaman Mutamakin yang letaknya tidak jauh dari komplek Pondok Pesantren Maslakhul Huda.
ROFIUDDIN
Berita lain:
Apa Kata Megawati Soal Hubungannya dengan SBY?
Benarkah Tenda SBY di Sinabung Rp 15 Miliar?
Jurus Tiga Baskom Ahok Jika Sodetan Ditolak
Ani Yudhoyono Minta Maaf Pun Tuai Komentar
SBY Percaya Klenik Diulas di Washington Post
Isyarat Tepuk Punggung Wapres Boediono ke Jokowi