TEMPO.CO , Yogyakarta:Bupati Wonosobo Kholiq Arif prihatin dengan para penceramah yang tak mampu menempatkan materi pidatonya dengan sikap toleransi dan kerukunan beragama. “Boleh saja ceramah tapi jangan mengkafirk-kafirkan orang lain,” kata dia, Selasa, 21 Januari 2014.
Senin dini hari kemarin, Ketua Front Pembela Islam Jawa Tengah Syihabudin dicegat sekelompok massa yang diduga simpatisan Barisan Ansor Serbaguna usai berceramah pada pengajian di Desa Bowongso, Kalikajar, Wonosobo, Jawa Tengah. Pemicunya massa tersinggung oleh isi ceramah Syihabudin yang tak suka dengan aktifitas Banser berpartisipasi menjaga gereja kala ada kegiatan keagaman. “Saya sesalkan ada peristiwa seperti itu,” kata Kholiq.
Baca Juga:
Di Wonosobo, menurut dia, upaya menjaga kerukunan beragama berlangsung sejak lama. Bahkan, sudah menjadi tradisi kaum mayoritas melindungi minoritas. Materi pengajian, ataupun ceramah keagamaan yang lain, lazim ditempatkan sesuai kondisi publik dan tak lepas dari semangat menjaga kerukunan dan menghormati agama lain. “Di sini toleransi itu penting,” katanya. (Baca: FPI Tuding Banser Tersinggung dengan Ceramah)
Materi Ceramah