TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho memastikan tidak ada dampak negatif dari dilakukannya modifikasi atau rekayasa cuaca di wilayah DKI Jakarta.
Mulai hari ini, Selasa, 14 Januari 2013 hingga dua bulan ke depan, BNPB akan melakukan modifikasi cuaca seiring dengan dinyatakannya Jakarta Siaga Darurat Banjir oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, Senin kemarin. Modifikasi cuaca dilakukan dengan cara menyemai garam di atas awan dan menurunkan hujan di Laut Jawa dan Selat Sunda.
"Saya pastikan tidak ada dampak negatif ke lingkungan atau ekosistem, karena dari 8 ton menyemai garam akan menjatuhkan air jutaan ton di laut," kata Sutopo di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Selasa, 14 Januari 2014.
Menurut Sutopo, tidak ada penjelasan yang menyatakan modifikasi cuaca membuat tanah menjadi kering. "Itu tidak beralasan, justru tanah saat ini sedang dalam kondisi jenuh (penuh air), makanya tidak dapat menyerap air," ujarnya. "Jadi tidak ada dampak dan pencemaran lingkungan, malah mencegah terjadi banjir."
Modifikasi cuaca, kata Sutopo, untuk mengurangi sekitar 35 persen hujan yang turun di wilayah Jakarta.
AFRILIA SURYANIS